Bantah Majelis Ulama Indonesia Pro Aposisi, Tengku Zul Terang-terangan Setengah Hati pada Pemerintah Lantaran Ini, Wasekjen MUI: Kalau Kyai Maruf yang Jadi Presiden Saya Tim Kampanyenya, Pakai Duit Saya!

Rabu, 24 Juni 2020 | 19:30
Wartakota

Bantah Majelis Ulama Indonesia Disebut Pro Aposisi, Tengku Zul Terang-terangan Setengah Hati Bela Pemerintah, Sekjen MUI: Kalau Jokowi Wafat Kyai Ma'ruf Jadi Presiden, Baru Saya Bantu

GridStar.ID -Wakil Sekertaris Jendral MUI Ustaz Tengku Zulkarnain berbincang dengan Refly Harun, Senin (22/06).

Dalam video yang tayang di kanal Youtube milik Refly Harun tersebut, Tengku Zul buka suara mengkritik pemerintah.

Dari masa pemerintahan Soekarno, kekuasaan, kebebasan berpendapat, kasus ahok, hingga pancasila dan hal lainnya dikupas habis.

Baca Juga: Divonis Hukuman Mati Usai Terbukti Bunuh Suami Sekaligus Anak Tirinya dengan Bantuan Putra Kandungnya, Aulia Kusuma Minta Keadilan hingga Minta Tolong pada Jokowi

Refly Harun sempat menanyakan terkait desas-desus bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkesan pro oposisi.

Tengku Zul lantas dengan tegas membantah,menyebut MUI justru merupakan sahabat bagi penguasa.

"Tidak, MUI ini sahabat bagi penguasa. Jadi kalau ada salah-salah penguasa diingatkan dengan cara yang baik, lemah lembut, pakai surat. Kita seringkali kirim surat," kata Tengku Zul.

Baca Juga: Tak Main-Main, Presiden Jokowi Tak Segan Pecat PNS yang Tak Produktif Bekerja, Menteri PAN-RB Sedang Godog Rencana Pemecatan: Supaya Bermartabat!

Menurutnya, saat berkirim surat dengan pemerintahan, pihaknya tidak pernah membawanya ke publik.

"Kirim surat, sampaikan ke presiden, sampaikan DPR, menteri dalam negeri. Kan kita nggak ngelawan, tapi ketika RUU HIP Pancasila mau ditukar, kita bicara keras," tegasnya.

Rekan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di MUI ini menyebut, bicara keras dilakukannya karena ketika mengkritik dengan cara lembut masih tidak didengarkan.

Baca Juga: Presiden RI Merayakan Ulang Tahunnya yang ke-59, Ajudan Pribadinya Bongkar Kebiasaan Jokowi Saat Pertambahan Usia: 2 Tahun Lalu Lakukan Hal yang Sama

Ia berpendapat, kritik-kritik keras yang ditujukan bagi pemerintahan saat ini tak lain dan tak bukan adalah demi kebaikan Indonesia sendiri.

"Kita harus keras dong ini ngomongnya, kita tidak mau negara ini hancur," katanya.

Lebih lanjut Refly Harun menanyakan alasan mengapa Tengku Zul bersikap demikian, sedangkan Wakil Presiden Indonesia sendiri merupakan Ketua MUI yang juga rekannya.

Baca Juga: Andalkan Program Jokowi Selama Pandemi, Peserta Kartu Prakerja Gigit Jari Dana Insentif Tak Kunjung Cair, Ini Kata Pihak Pemerintah

Terlebih saat Pilpres 2019 lalu, Tengku Zul berada di pihak Prabowo Subianto, bukan Ma'ruf Amin.

"Padahal kan Kyai Ma'ruf sudah ke Presiden Jokowi," kata Refly.

Tengku Zul kemudian mengakui, ia memang memiliki ketidakcocokan dengan pihak Jokowi.

Baca Juga: 7 Tahun Sudah Sandang Gelar Orang Nomor Satu di Indonesia, Terbongkar Kekayaan Jokowi Tembus Rp 54 Miliar, Ini Daftar Semua Asetnya

Karena ada Jokowi disamping KH Ma'ruf Amin itulah dirinya tidak bisa mendedikasikan sepenuhnya untuk pemerintah.

"Kalau Kyai Maruf yang jadi presiden saya tim kampanyenya, pakai duit saya," balas Ustaz Zul.

"Tapi ada Jokowi di situ ya separuh-separuh lah. Kalau Jokowi wafat Kyai Maruf jadi presiden, baru saya banyak banyak membantu. Tapi kalau salah ya tetap dikritik," lanjutnya.

Baca Juga: Kekayaan Totalnya Capai Rp54 Miliar, Inilah Aset Properti Jokowi di Solo yang Luasnya Tak Main-Main bak Tuan Tanah!

Kaget mendengar jawaban narasumbernya, Reflu Harun menimpali, "Wah ini pernyataannya keras banget nih."

"Kenyataannya emang begitu. Saya kalo sama Kyai Maruf tanpa risau. Saya bergaul 22 tahun dengan beliau, beliau wakil ketua umum, saya wakil sekjen," katanya.

"Alangkah akrabnya kami, tetapi saya tidak mau dengan Pak Jokowi," sambung Tengku Zul.

Warta kota

Ustaz Tengku Zul

Baca Juga: Dijagokan Bakal Geser Prabowo Subianto, Anies baswedan Disebut Media Inggris Jadi Saingan baru Jokowi, Penanganan Corona Gubernur Jakarta Dianggap Lebih Maju Timbang Presiden

Tengku Zul kemudian membeberkan bahwa dirinya tidak cocok dengan partai pengusung Jokowi, yakni PDIP.

"Karena di belakang Pak Jokowi siapa? Nggak cocok saya sama mereka, ada PDIP disitu saya nggak cocok dari dulu," ungkapnya.

Alasannya yakni karena menurut Tengku Zul, PDIP tidak pernah memperjuangkan agama.

Baca Juga: Resmi Disetujui Jokowi, Mulai Januari 2021 Gaji PNS Akan Dipotong 2,5 Persen Per Bulan Guna Bayar Iuran Tapera, Apa Itu?

Ia kemudian menyinggung mengenai sikap DPR dari fraksi PDIP yang malah wolkout dalam pembahasan UU Pornografi dan UU Pendidikan.

"Waktu UU Pendidikan dia (PDIP) walkout. Lah ini apa ini?," tanya Tengku Zul.

"Kan ada gerakan baitul muslimin di PDIP," sahut Refly Harun.

Baca Juga: Tantang Kabinet Menteri Ekonomi Era Jokowi Mundur Jika Dirinya Menang Debat dari Luhut Soal Utang Negara, Rizal Ramli Justru Ciut Duluan saat Ditawari Syarat yang Setimpal

"Nyatanya gerakannya apa? Coba waktu UU pendidikan, Bang Rafly masih ingat pasal 12 a, tiap-tiap anak didik berhak mendapat pendidikan agama, sesuai agama yang dianutnya, dengan diajarkan oleh guru yang seagama dengannya. Ini kok ditolak," ujar Tengku Zul.

"Tiap-tiap anak didik, misalnya kristen, berhak mendapatkan pelajaran agama kristen. Diajar oleh guru beragama kristen. Tiap anak didik beragama Hindu berhak mendapatkan pelajaran dari orang segamanya. Dimana salahnya? Kok dia walkout?" ucapnya.

"Apa benci dengan itunya (UU)? Tidak. Ya berarti benci dengan agamanya. Saya tidak setuju dengan mereka," tegas Tengku Zul, mengutarakan opininya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Separuh Hati di Pemerintahan Saat Ini, Tengku Zul: Kalau Jokowi Wafat Kyai Ma'ruf jadi Presiden, Baru Saya Bantu

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Sosok.id

Baca Lainnya