Kabar Baik Bakal Berakhirnya Virus Corona! BIN dan Unair Klaim Temukan Obat Covid-19 dan Telah Terdaftar di BPOM, Akan Segera Diedarkan dalam Waktu Dekat

Rabu, 17 Juni 2020 | 08:00
unair.ac.id

Obat Covid-19 yang dikembangkan oleh Badan Intelejen Negara (BIN) dan tim Universitas Airlangga Surabaya.

GridStar.ID - Saat ini para peneliti masih mencari vaksin dari Covid-19 yang menyerang jutaan orang di dunia.

Di samping usaha dari pencarian vaksin, kini anak negeri mengungkapkan telah menemukan obat yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Bawa secercah harapan, kini para peneliti dari Badan Intelejen Negara (BIN) dan Universitas Airlangga, Surabaya mengklaim sudah menemukan obat yang menyembuhkan pasien dari Covid-19.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Sudah Dinantikan Sekian Lama, Vaksin Pertama Covid-19 Mungkin Tak Membuat Kebal pada Corona, Kok Bisa?

Tak tanggung-tanggung obat virus Corona atau covid-19 Indonesia yang mereka dapatkan terdiri dari lima kombinasi obat.

Bahkan obat-obat tersebut rupanya sangat mudah didapatkan karena selama ini telah berada di pasaran dan telah lulus uji klinis.

Selain itu, obat-obat tersebut juga telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman dikonsumsi.

Baca Juga: Warga Surabaya Geger, Kaget Bukan Main saat Pemakaman, Jenazah Pasien Covid-19 Ini Diduga Hanya Dibalut Popok, Ramai-Ramai Ancam Laporkan Rumah Sakit!

"Kelima kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doksisiklin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin, dan hidroksiklorokuin-doksisiklin," kata Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih di Surabaya, Jumat (12/06).

Nasih menegaskan, penemuan kombinasi obat ini juga telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.

"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektivitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah virus berkembang biak," jelas Nasih.

Baca Juga: Bak Instan Karma, Sesumbar Ngaku Bisa Sembuhkan Virus Corona dengan Cium Tangan, Orang Suci di India Ini Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Menurutnya juga, tim peneliti Unair telah melakukan uji toksisitas dan kombinasi efektivitas terhadap lima regimen kombinasi obat tersebut.

Caranya dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi target virus, seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, dan sel liver, sebagai tempat menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2.

"Sel SARS-CoV-2 sampelnya yang didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari tim etik RSUA," katanya.

Baca Juga: Studi Harvard Temukan Kemungkinan Covid-19 Menyebar di Wuhan Sejak Agustus 2019, Terlambat Ditangani?

Kemudian, pada tahap berikutnya uji kombinasi obat dari sel sehat dilakukan untuk mencari dosis toksik.

"Kami mencari daya toksiknya, meskipun ini pada obat yang sudah beredar, tapi karena ini virusnya virus Indonesia, jadi tetap perlu diuji kadar toksiknya dalam tubuh," katanya.

Setelah itu, pengujian potensi kombinasi obat untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan melihat efektivitasnya dalam mengurangi proses replikasi.

Baca Juga: Bukan Kabar Baik! Kasus Baru Positif Covid-19 Kembali Capai Seribu Orang dan Kematian Karena Corona Mencatatkan Rekor Tertinggi pada 15 Juni

"Dalam kombinasi obat ini telah mampu menghambat proses replikasi meskipun virus ini diketahui memiliki proses replikasi cukup tinggi," tuturnya.Pihaknya merekomendasikan kelima kombinasi obat ini kepada para dokter dan rumah sakit karena sangat efektif mencegah masuknya virus.

Mengingat kelima kombinasi obat ini bisa didapatkan di pasaran, maka dapat dimanfaatkan dalam perawatan pasien covid-19 secepatnya.

"Namun, untuk dosis dari lima kombinasi obat belum bisa dipaparkan kami karena masih menunggu rekomendasi dari tim peneliti," katanya.

Baca Juga: Salut! Ada Warga Positif Covid-19, Tetangga Malah Gotong Royong Berikan Perlindungan pada Keluarganya yang ODP, Hingga Antar Makanan 3 Kali Sehari

Karenanya meski ini merupakan awal yang baik dalam penemuan obat covid-19, akan tetapi sebaiknya masyarakat jangan pernah melakukan uji coba sendiri kombinasi lima obat tersebut.Selain dosis obat yang belum pasti, kombinasi obat secara sembarangan juga nyatanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Seperti dikutip dari Medical Daily, sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa kombinasi dua jenis obat yang dikonsumsi bersama-sama dapat memicu peningkatan risiko perdarahan gastrointestinal.

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan sebaiknya disertai dengan resep dokter untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

Baca Juga: Jadi Waktu yang Berat, 4 Selebriti India Alami Depresi di Tengah Pandemi Covid-19 dan Memilih Bunuh Diri, Salah Satunya Susant Singh Rajput

Obat Covid-19 akan dipasarkan bulan Agustus

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, pemerintah sedang membuat obat corona atau Covid-19.

Dia mengatakan, hasil penelitian terhadap obat corona ini nantinya paling lambat awal Agustus 2020 sudah bisa keluar.

"Mudah-mudahan nanti paling lama akhir Juli atau awal Agustus itu sudah keluar hasilnya," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Sabtu (16/05).Saat ini, lanjutnya, pemerintah sedang proses uji klinik di rumah sakit di Indonesia atas kandidat obat Covid-19 dengan bukan kategori sintesis melalui resep dokter.

Baca Juga: Bak Bangkit dari Kematian, Pasien Covid-19 Ini Koma Selama 2 Bulan Mendadak Sembuh Total, Pemerintah Talangi Biaya Perawatannya hingga Rp2,9 Miliar!

"Memang bukan yang sintetis, sintetis nanti kan harus pakai resep dokter. Mohon maaf kalau bisa misalkan seperti Panadol yang bisa dibeli di warung, di toko-toko, dan tidak perlu pakai resep," kata Rudiantara.

Kendati demikian, meski obat corona nantinya sudah ada juga tidak menghilangkan kemungkinan orang terkena virus tersebut, kecuali sudah ada vaksin.

"Kecuali sudah ada vaksin dan waktunya dikatakan tahun 2021, itupun kemudian akhir tahun. Artinya apa? Selama rentang waktu yang kosong itu, cari cara lain ini," ujarnya.Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan virus Corona (covid-19) tidak akan pernah punah atau hilang dan penduduk dunia harus belajar untuk berdamai dengannya.

Baca Juga: Firasat Wirang Birawa Makin Mendekati Kebenaran, Ahli Sebut Vaksin Virus Corona Sudah Dalam Tahap Akhir, Tanda Pandemi Segera Berakhir?

"Virus ini kemungkinan hanya menjadi endemi dalam masyarakat kita, dan virus ini kemungkinan tidak akan pernah hilang," ujar Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

"Layaknya HIV belum juga hilang--tapi kita telah menerima dan berdamai dengan virus itu," ucap Ryan.

Virus Corona pertama kali muncul di Wuhan, China akhir tahun lalu dan hingga kini telah menjangkiti lebih dari 4.200.000 orang dan memakan korban jiwa hampir 300.000 orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pasien Sembuh Covid-19 Mendadak Alami Keluhan Nyeri Seperti Ditusuk Sisa dari Infeksi Virus Ini: Corona Penyakit Merepotkan!

"Kita memiliki virus baru memasuki populasi manusia untuk pertama kalinya dan oleh karena itu, sangat sulit untuk memprediksi kapan kita akan menaklukannya," kata Ryan.Sejumlah negara mulai secara bertahap melonggarkan pembatasan lockdown yang diterapkan guna membatasi penyebaran covid-19.

Namun WHO memperingatkan, virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang seluruhnya.

WHO menegaskan, tidak ada cara untuk menjamin melonggarkan pembatasan tidak akan memicu gelombang kedua infeksi virus Corona.

Baca Juga: Kabar Baik! Indonesia Catatkan Rekor Tertinggi Pasien Sembuh Covid-19 Sejak Awal Virus Corona Tersebar di Tanah Air, Terbanyak Ada di Daerah Ini

"Banyak negara yang ingin keluar dengan berbagai langkah," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Tapi rekomendasi kami masih sama yakni kewaspadaan di negara manapun harus berada pada tingkat tertinggi," lanjutnya.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengungkapkan pandemi Corona memicu perkembangan riset di perguruan tinggi.Perkembangan riset tersebut mencakup alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan pandemi Corona.

Baca Juga: Waduh! Awalnya dari Pedagang Martabak, Penularan Covid-19 Diduga Terjadi dari Rumah ke Rumah di Bekasi, Hingga Akses Keluar Masuk Dibatasi, Begini Fakta Sebenarnya

"Peralatan-peralatan kesehatan yang selama ini pemenuhannya melalui impor, ternyata bisa kita produksi sendiri," ujar Nizam.

Pelaksanaan riset yang sebelum masa pandemi dapat memerlukan waktu hingga bertahun-tahun, saat ini dapat dikembangkan dalam waktu pendek.

Nizam mengungkapkan perguruan tinggi melakukan berbagai kolaborasi riset untuk pemenuhan berbagai perlengkapan medis yang sangat dibutuhkan untuk penanganan pandemi covid-19.

Baca Juga: Pria Ini Jalani Rapid Test Covid-19, Keluarga Kaget hingga Datangi Tempat Karantina Saat Baca Hasil Tesnya Reaktif Hamil, Kok Bisa?

"Kita mendorong perguruan tinggi untuk melakukan riset terapan baik itu APD maupun alat-alat kesehatan, obat-obatan. Dan kita bersinergi dengan Kemenristek," ucap Nizam.

Hasil dari riset dan pengembangan perguruan tinggi adalah pembuatan ventilator untuk pasien Corona.Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan ventilator dengan nama Vent-I.

Ventilator dengan kemampuan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) ini saat ini telah masuk fase produksi bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia.

Baca Juga: Dirawat di Ruang Isolasi Karena Hasil Tesnya Reaktif Covid-19 Selama 5 Hari, Keluarga Pasien Kaget dapat Tagihan Jutaan Rupiah

Lalu ada Ventindo, ventilator hasil pengembangan Universitas Gadjah Mada.

Ventilator dengan kemampuan Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV).

Ventilator ini dapat digunakan untuk membantu pernafasan pasien yang dirawat di ruang ICU.

Baca Juga: Bak Angin Segar Penangkal Covid-19 Segera Ditemukan, Pemerintah Jalin Kerja Sama dengan China Kembangkan Vaksin Virus Corona, Akhir Tahun 2020 Siap Edar?

Saat ini kolaborasi berbagai perguruan tinggi dengan lembaga penelitian juga telah mengembangkan berbagai Tes Kit untuk deteksi covid-19 antara lain RT-LAMP, RI-GHA19, dan berbagai perangkat deteksi covid-19. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews Wiki dengan judulObat Covid-19 Berhasil Ditemukan dan Telah Terdaftar di BPOM, Akan Segera Beredar di Pasaran

Editor : Hinggar

Sumber : Tribunnews Wiki

Baca Lainnya