GridStar.ID – Sampai saat ini, pasien yang meninggal dunia karena terindikasi virus corona, memang akan dimakamkan dengan prosedur tetap (protap) Covid-19.
Tapi kadang kala masih ada saja masyarakat yang tak bisa menerima, seperti yang terjadi di Makassar.
Seratusan orang yang membawa senjata tajam mengambil paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) dari sebuah ruPDP
Melihat kondisi itu, petugas medis di sana diminta mengalah.
Seperti dilansir dari Kompas.com, Direktur Rumah Sakit Dadi di Makassar, Arman Bausat, mengaku tak bisa berbuat banyak saat keluarga PDP mengambil paksa jenazah.
Alasannya, menurut Arman, keluarga pasien datang dengan ratusan orang bawa senjata tajam.
"Apa mau diperbuat? Karena jumlahnya hampir seratusan orang bawa senjata tajam. Ya dibiarkan saja,” tuturnyasaat dikonfirmasi, Kamis (4/6).
Seperti diketahui, dari pantauan rekaman CCTV, 7 orang masuk ke ruang ICU dan langsung membawa pergi jenazah.
Menurut Arman, saat itu petugas medis sedang mempersiapkan pemakaman untuk jenazah sesuai protokol kesehatan pemakaman pasien Covid-19.
Namun, Arman melihat situasi itu tidak kondusif, dirinya langsung memerintahkan tenaga medisnya untuk mengalah.
"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya perintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah,” kata Arman.
Seperti diberitakan sebelumnya, jenazah tersebut merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Akademis Makassar.
Saat tiba pada Senin (1/6), pasien menunjukkan gejala batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah. Lalu, pada Rabu (3/6), pasien itu meninggal dunia.
"Jadi kami langsung hubungi tim gugus tugas covid dan baru rencana akan dikafani, dishalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Pemakaman Maccanda, Kabupaten Gowa. Eh, datang pihak keluarganya langsung ambil paksa dan bawa pergi,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Ratusan Orang Bawa Senjata Tajam, Ambil Paksa Jenazah PDP, Rumah Sakit: Apa Mau Diperbuat?(*)