GridStar.ID- Permintaan maaf beberapa waktu lalu disampaikan oleh Wakil Presiden, Ma'ruf Amin.
Hal ini disampaikannya terkait wabah virus corona yang masih belum hilang dari Tanah Air.
Ma'ruf Amin menyampaikan permohonan maafnya atas nama pemerintah.
Permohonan maaf ini disampaikannya dalam siaran pers resmi Sekretariat Wakil Presiden pada Kamis, (21/05).
"Kami pemerintah mohon maaf karena memang bahaya belum hilang. Bahaya corona ini belum hilang," kata Ma'ruf, seperti dikutipdariKompas.com.
Dengan jumlah penduduk yang lebih dari200 juta memang tidak mudah untuk memutus penyebaran covid-19 di Indonesia.
Dibanding negara-negara ASEAN lainnya, memutus mata rantai Covid-19 di Indonesia, jauh lebih sulit.
Sebab jumlah penduduk negara ASEAN lain tidak sebanyak masyarakat Indonesia.
Terlebih bukan rahasia lagi, tidak sedikit rakyat di Tanah Air yang membangkang aturan PSBB dan imbauan pemerintah.
Baru-baru ini seoranginfluencerbahkan dengan gamblang mengatakan tak pernah memakai masker saat keluar rumah.
Ada pula yang mengatakan tidak perlu terlalu sering mencuci tangan jika hendak makan.
Pernyataan-pernyataan sembrono yang dilontarkaninfluenceritu dianggap mengkhawatirkan.
Pasalnya, mereka dapat mempengaruhi para pengikutnya di sosial media.
Adapun Ma'ruf Amin dalam pernyataannya menambahkan, ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan turut mempersulit pemutusan mata rantai Covid-19.
Di tengah pandemi dan PSBB Jakarta, warga berkerumun hadiri seremoni penutupan McDonald's Sarinah
Ia juga menyayangkan, karena masih banyak rakyat yang tidak memakai masker dan tidak jaga jarak saat beraktifitas di luar rumah.
Ma'ruf sempat bersyukur dan mengatakan penambahan kasus harian pasien positif corona menunjukkan tren penurunan.
Namun penambahan infeksi terbaru justru mengatakan sebaliknya.
Indonesia untuk kali pertama melaporkan lonjakan infeksi mencapai 973 kasus pada 21 Mei 2020.
Oleh karenanya Ketua Umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta agar masyarakat bersabar.
Terlebih hari raya Idul Fitri akan segera tiba.
Ia mengajak masyarakat untuk melaksanakan shalat Iduk Fitri di rumah masing-masing agar jumlah kasus tidak bertambah.
Seperti diketahui, berada di kerumunan diyakini berpengaruh banyak terhadap penambahan kasus infeksi virus corona.
"Pemerintah meminta supaya masyarakat dalam merayakan Idul Fitri dilakukan di rumah," kata Ma'ruf.
"Tidak di masjid atau di lapangan terbuka. Karena situasi keadaan negara kita masih menghadapi bahaya Covid-19," lanjutnya.
MengutipKompas.comviaTribun Jogja, pada siaran pers sebelumnya, Senin (11/5), Ma'ruf sempat mengatakan bahwa pemerintah telah memiliki program pemulihan kondisi negara pasca pandemi.
"Pemerintah telah memiliki program-program yang akan dilakukan untuk mengembalikan posisi Indonesia menjadi stabil kembali," katanya.
Sektor-sektor terdampak akan dilakukan penguatan agar kembali normal.
Mulai dari ekonomi kelompok usaha besar (UMB) maupun usaha mikro kecil (UMK), termasuk adanya upaya pemenuhan hajat dan pemberdayaan hidup kelompok miskin.
"Ini juga harus mendapatkan perhatian untuk memulihkan kembali suasana ekonomi kita pada masa yang akan datang," kata dia.
Sementara itu, saat ini pemerintah tengah fokus pada tiga kebijakan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Yakni melakukan tes masif dan agresif, perawatan dan pengobatan intensif, serta penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). (*)