Bak Mimpi Buruk, Kurva Pasien Covid-19 di Indonesia Melonjak Naik hingga 17 Ribu, Peneliti Temukan Gejala Baru Virus Corona dan Menganggapnya Aneh, Apa Itu?

Minggu, 17 Mei 2020 | 13:30
kompas.com

Kurva Pasien Covid-19 Melonjak Naik hingga 17 Ribu, Diketahui Pasien Positif Corona di Indonesia Alami Gejala Baru yang Sangat Aneh, Begini Penjelasannya

GridStar.ID-Virus corona atau covid-19 saat ini merupakan kejadian luar biasa bagi dunia.

Virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar ini setidaknya tercatat sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh belahan dunia.

Puluhan ribu di antaranya meninggal dunia, namun tak sedikit pula orang yang dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Kurva Naik, Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 17 Ribu, Pemerintah Umumkan Hasil Pemeriksaan Spesimen Tunjukkan 118.701 Negatif Corona!

Bahkan di Indonesia, kini tercatat kasus positif covid-19 telah mencapai angka 17 ribu.

Dikutip dari Gridhot.id, bermunculan pula gejala baru yang dialami oleh pasien yang positif corona di Indonesia.

Bahkan, saking anehnya gejala tersebut membuat para peneliti keheranan.

Baca Juga: Larang Warganya Mudik Lokal, Anies Sebut Corona Tidak Kenal Lebaran

Seperti diketahui sebelumnya jika pasien positif virus corona (Covid-19) memang menunjukan gejala berupa gangguan di saluran pernapasan mereka.

Namun belakangan para ahli menunjukan adanya gejala baru virus corona pada pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Bahkan para peneliti menilai gejala yang timbul tersebut tak biasa alias aneh jika dibandingkan dengan pasien Covid-19 di negara lain.

Baca Juga: Di Indonesia Tembus 17.000 Kasus, Paranormal Kondang Ini Sebut Pandemi Virus Corona Mirip Peristiwa di Jawa Masa Lampau hingga Singgung Ritual dan Teguran dari Alam, Ada Apa?

Dilansir dari GridHealth.id, gejala baru ini diketahui telah dipublikasikan dalam jurnal National Library of Medicine, National Center for Biotechnology Information (NCBI) dengan judul penelitian Gastrointestinal Presentation in Covid-19 in Indonesia.

Dimana penelitian tersebut menemukan pasien positif Covid-19 di Indonesia rupanya cukup banyak yang mengalami gejala baru berupa gastrointestinal alias gangguan pencernaan.

"Gastrointestinal adalah saluran pencernaan. Beberapa pasien Covid-19 datang dengan gejala sakit pada saluran pencernaan, seperti nyeri perut, mual, muntah dan diare," ujar dr. Muhammad Khifzhon Azwar, salah satu tim peneliti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Baca Juga: Bak Mimpi Buruk, Dunia Pontang-Panting Lawan Covid-19, WHO Sebut Virus Corona Tak Akan Hilang Meski Sudah Ada Vaksinnya, Lantas Bagaimana?

BBC

Ilustrasi virus corona

Diketahui menurut Mayo Clinic, gastrointestinal merupakan peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama pada lambung dan usus yang mengakibatkan seseorang mengalami muntah dan diare hebat.

Dalam masyarakat awam kondisi ini juga dikenal sebagai 'muntaber'.

Dr Khifzhon mengatakan selama ini pasien yang positif terinfeksi virus corona baru, gejala seperti demam, batuk, sesak napas, yang biasanya mengarah pada flu atau pneumonia (radang paru).

Baca Juga: Pakar Temukan Gejala Baru Virus Corona di Indonesia Berbeda dari Temuan Awal, Bukan Pada Pernapasan, Tetapi Pada Organ Ini

Namun, para dokter menemukan gejala tidak biasa terkait saluran pencernaan pada beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit.

Jurnal penelitian ini menjelaskan seorang pasien menunjukkan nyeri dada dan gejala gastrointestinal yang selanjutnya dikonfirmasi memiliki infeksi virus corona setelah dirawat beberapa hari di bangsal standar.

"Di Indonesia ini termasuk gejala yang tidak biasa. Sebab, seperti dilaporkan BNPB, gejala nyeri perut terjadi pada 7,5 % pasien Covid-19," ungkap dr Khifzhon.

Baca Juga: Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Peneliti Asal China Dibuat Terkejut Bukan Main Temukan Kerusakan hingga Sebut Pengobatan dari WHO Ini Tidak Boleh Digunakan Rutin karena Picu Hal Berbahaya Ini!

Dia juga menjelaskan saat jurnal tersebut ditulis, data gejala sakit perut atau gastrointestinal belum tersedia atau belum dilaporkan Gugus Tugas Covid-19.

"Data yang kami catat pada jurnal itu dari China, di sana pasien dengan gejala saluran pencernaan hanya terjadi pada 2% pasien postif Covid-19. Sedangkan, di Indonesia kasusnya lumayan tinggi 7,5%," jelas dr Khifzhon.

Dr Khifzhon menegaskan studi ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang bagaimana virus corona menginfeksi manusia.

Baca Juga: Dinyatakan Positif Virus Corona, Bidan Muslim Ini Dihadang Warga Nonmuslim saat Dijemput Petugas Kesehatan, Terungkap Alasan Menyentuh Hati di Baliknya

Sebab, tak sedikit masyarakat yang memahami masuknya virus ini hanya menginfeksi saluran pernapasan.

"Bukan bermasuk menakut-nakuti. Melalui studi ini kami ingin menyampaikan virus corona ini dapat masuk dari mana-mana, jadi perlu berhati-hati," imbuhnya.

Lebih lanjut dr Khifzon menjelaskan untuk menginfeksi sel tubuh manusia, virus corona SARS-CoV-2 membutuhkan reseptor ACE2.

Baca Juga: Serba Susah Akibat Dampak Pandemi Corona, Azis Gagap bak Jilat Ludah Sendiri Tampil Lagi di Layar Kaca, Terungkap Ini Alasan Mulia di Baliknya!

Dalam sejumlah penelitian, reseptor ini cukup banyak dan tidak hanya ada di saluran pernapasan.

"Reseptor ACE2 ternyata juga ada di saluran pencernaan. Maka dari itu, gejala gastrointestinal ini juga dapat terjadi, sehingga pasien yang mungkin terinfeksi merasakan sakit perut, mual, muntah atau diare," papar dr Khifzhon.

Lebih lanjut dr Khifzon menjelaskan untuk menginfeksi sel tubuh manusia, virus corona SARS-CoV-2 membutuhkan reseptor ACE2.

Baca Juga: Tak Hanya Remehkan Virus Corona, Youtuber Indira Kalistha Ternyata Juga Abaikan Aturan PSBB dan Hadir di Penutupan McDonald Sarinah

Dalam sejumlah penelitian, reseptor ini cukup banyak dan tidak hanya ada di saluran pernapasan.

"Reseptor ACE2 ternyata juga ada di saluran pencernaan. Maka dari itu, gejala gastrointestinal ini juga dapat terjadi, sehingga pasien yang mungkin terinfeksi merasakan sakit perut, mual, muntah atau diare," papar dr Khifzhon.

Namun, gejala ini tidak terjadi pada semua pasien yakni hanyaterjadi pasien yang diteliti, datang dengan keluhan BAB cair atau diare, tanpa disertai batukl, demam, atau gejala umum Covid-19 lainnya.

Baca Juga: 2 Bulan Diminta Belajar di Rumah Saja Selama Pandemi Virus Corona, Pemerintah DKI Jakarta Putuskan Jadwal Siswa Bisa Kembali Belajar di Sekolah

"Oleh karena itu, dalam laporan tersebut kami juga mengimbau kepada dokter agar meningkatkan indeks kecurigaan pada pasien berisiko Covid-19, yang datang dengan gejala gastrointestinal," jelas dr Khifzon. (*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : GridHot.ID, GridHITS

Baca Lainnya