GridStar.ID - Beberapa waktu lalu kondisi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan kisahnya melawan virus corona.
Dalam tayangan YouTube Kompas Tv pada Selasa, (05/05), Budi Karya mengungkapkan kondisinya saat menjadi pasien covid-19.
Diketahui, Budi Karya dinyatakan terinfeksi corona pada 14 Maret lalu.
Kepada Rosianna Silalahi, Budi Karya mengungkapkan kini dirinya sudah sepenuhnya sehat dan bugar.
"Pak Budi Karya Sumadi, luar biasa. Saya begitu senang sebenarnya, sekaligus terkejut Pak Budi Karya bisa langsung, saya lihat sudah jauh lebih segar," ungkap Rosi.
Menurutnya, kesembuhan ini bak mukjizat.
"Kalo untuk saya ini kejadian yang luar biasa ya. Mungkin kata yang tepat mukjizat ya bagi saya," ungkap Budi Karya.
Usai dinyatakan sembuh, jadwal acara Budi Karya kembali padat.
"Saya itu pada saat itu memang relatif agak padat acaranya. Saya ke Makassar, saya ke Wakatobi, saya ke Toraja. Setelah pulang itu, Natuna saya enggak langsung, karena saya monitor dari Batam aja itu waktu ada yang pulang.Terakhir itu, ada rombongan dari Jepang datangnya itu jam 1 malam, dek Rosi. Jadi saya dengan Menko itu baru pulang di Halim kira-kira jam 2-3 lah. Nah besoknya, saya sempat berkegiatan, yang saya ingat kalo ga salah saya itu ketemu sama Menteri Transportasi Belanda di Priok," terang Budi Karya menceritakan.
Melansir dari Tribunnews.com, setelah bertemu dengan Menteri Transportasi Belanda, Budi Karya Sumadi merasakan kesehatannya menurun.
"Setelah itu, kesehatan saya menurun. Saya merasa sesak, daya tahan tubuhnya agak kurang itu. Maka sama istri saya ke rumah sakit bawa hasil lab. Datang ke rumah sakit kira-kira jam 7 lah gitu ya," ungkap Budi Karya Sumadi.
"Itu tanggal berapa pak? 13 Maret atau 12 Maret?" tanya Rosi.
"Gatau aku tanggalnya lupa lah kalo itu," ujar Budi Karya.
Budi Karya Sumadi pun menceritakan hal yang ia ingat ketika dirinya dijenguk oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
"Yang aku ingat, keluar dari RSPAD itu tanggal 31 Maret ya," ujar Budi Karya.
"Nah, di situ, saya masih segar, masih bisa ngomong, masih bisa makan. Pak Basuki (Menteri PUPR) telepon mau dateng. 'Pak, aku itu engga sakit apa-apa. Gausah dateng' saya bilang gitu," cerita Budi Karya.
"Dia dateng ke rumah sakit. Dia peluk aku 'Mas kowe harus mari (mas kamu harus sembuh)' udah. Karena buru-buru, Pak Basuki 10 menit lah," ungkap Budi Karya menceritakan.
Setelah kedatangan Menteri PUPR, Budi Karya Sumadi menceritakan bagaimana ia dinyatakan oleh dokter terkena penyakit tifus.
"Sepuluh menit kemudian, dokter dateng. Dokter dateng di suatu rumah sakit itu, dokter dateng lihat lab gitu terus mengatakan 'Bapak ini tifus, bukan Covid, bukan MERS, dan bukan macem-macem, jadi tenang aja' gitu," ujar Budi.
"Lha saya tenang lah. Jadi istri saya di sana, anak saya ada di situ. Tapi karena keputusannya ingin ada percepatan, saya itu mesti dilokalisir, katanya gitu," kata Budi Karya.
Jam 10 malam, kata Budi, ia masuk ke sebuah ruangan untuk tidur sendirian. Setelah ia tidur di ruangan tersebut, Budi Karya Sumadi sudah tidak sadarkan diri.
"Nah maka jam 10 malam, saya masuk ke ruangan disuruh tidur sendiri. Pembantu saya sempet masuk itu. Nah, setelah itu saya sudah tidak sadar," kata Budi menceritakan.
"Oh cepat sekali dong waktunya ya pak ya?" tanya Rosi.
Budi Karya pun menceritakan dirinya sudah tidak sadar selama 14 hari dan dipindah ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
"Saya engga sadar, saya udah engga tahu proses apa-apa," kata Budi Karya menceritakan.
"14 hari tidak sadar, sadar pada tanggal berapa itu."
"Terus tanggal 30 saya minta sama Wakil Ketua RSPAD 'Pak Dokter, saya ini kan sudah sadar, disini kan banyak orang yang membutuhkan. Saya kan ada rumah dinas, kan bisa'," ujar Menteri Perhubungan.
Ia pun mengungkapkan terima kasih kepada tim dokter RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, karena memberikan kesempatan untuk di ventilator selama 14 hari.
Padahal, kata Budi, biasanya orang yang mendapatkan ventilator itu hanya berkisar 4 hingga 7 hari saja.
"Akhirnya dokternya berbaik hati.Tapi sebelum itu saya menyatakan saya terima kasih sama RSPAD. Luar biasa, memberikan kesempatan saya di ventilator 14 hari itu jarang orang. Biasanya itu 7 hari, 4 hari, 5 hari, kata dokter nih aku gatau," kata Budi Karya. (*)