GridStar.ID-Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhasil mendeteksi 39 nama yang terindikasi melakukan kecurangan dalam proses Rekrutmen Bersama BUMN.
Melansir dari Kompas.com, hal tersebut tidak lepas dari implementasi teknologi proctoring yang mampu mendeteksi indikasi kecurangan yang dilakukan oleh peserta,
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, dalam sistem tersebut, terlihat indikasi yang menjurus ke aksi-aksi kecurangan yang dapat terdeteksi otomatis saat peserta menjawab tes.
"Dari awal Kementerian BUMN telah menerapkan sistem proctoring atau pengawasan yang dapat mendeteksi aktivitas kecurangan yang dilakukan peserta saat mengerjakan tes RBB secara daring," ungkap Tedi dalam siaran pers, Senin (16/01).
Tedi juga menambahkan, sistem tersebut mendeteksi kecurangan secara otomatis ketika peserta sedang mengerjakan tes.
Ini terlihat dari gerak gerik peserta yang menunjukkan gelagat atau aktivitas yang menjurus pada tindak kecurangan.
"Semisal di layar ada dua orang, melakukan tangkapan layar, menggunakan sistem multi-tab, hingga gerak-gerik mencurigakan semuanya terdeteksi oleh sistem," terang Tedi.
Kecurangan lain yang ditemukan sistem di luar aktivitas juga akan mendapatkan sanksi. Tedi mengatakan, dalam laporan yang diterimanya, grup aplikasi yang terindikasi melakukan kecurangan dalam program rekrutmen bersama BUMN tersebut, berkedok bimbingan belajar atau bimbel.
"Berdasarkan penyelidikan, kami mengidentifikasi 39 nama yang tergabung dalam grup tersebut. Otomatis seluruhnya gugur, dan bukan hanya digugurkan namun juga kami blacklist agar kedepannya tidak dapat mengikuti seluruh program lainnya yang dilakukan Kementerian BUMN dan BUMN," imbuhnya.
Baca Juga: Daftar Magang Magenta BUMN untuk Mahasiswa dan Fresh Graduate, di Sini
Tedi memastikan pihaknya tetap terbuka jika ada masukan-masukan dari publik perihal adanya indikasi kecurangan dalam rekrutmen bersama BUMN. Dia juga meminta peserta yang mengerjakan tes dengan penuh kejujuran dan integritas agar tetap tenang.
“Seleksi yang kami lakukan untuk meloloskan peserta ke tahap berikutnya hanya akan dilakukan kepada peserta yang memenuhi kriteria- kriteria yang sangat ketat dan objektif. Semua bentuk kecurangan tidak akan kami tolerir dan akan ditindak tegas,” ujarnya.