Sedangkan menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, keberadaan pulau baru di Desa Teinema merupakan fenomena alam biasa.
"Merupakan fenomena alam biasa yang dikenal dengan istilah kemunculan gunung lumpur yang populer disebut sebagai mud volcano," tutur dia kepada Kompas.com, Rabu (11/01).
Daryono melanjutkan, gunung lumpur ini terkadang muncul di permukaan beberapa saat pasca terjadinya gempa kuat.
Secara fisis, tekanan di dalam lapisan kulit Bumi terakumulasi saat cairan dan gas bawah tanah tidak dapat keluar akibat terjebak dalam lapisan sedimen.
Material lunak ini, kata dia, terperangkap kemudian dapat menjadi overpressure atau tekanan berlebih jika ditekan gaya tektonik.
"Atau karena adanya masukan guncangan gempa kuat sebagai input motion," tambah dia.
Gempa memberi tekanan pada lapisan plastis di bawahnya. Saat tekanan di lapisan yang lebih dalam mengendur, tekanan akan menyebar ke luar.
Akhirnya, gunung lumpur atau pulau baru ini pun terbentuk saat cairan dan gas dalam Bumi menemukan jalan keluar ke permukaan melalui rekahan batuan akibat guncangan gempa kuat.
Selanjutnya, papar Daryono, material lunak ini secara perlahan bergerak ke atas rekahan, membawa material lumpur membentuk gunungan lumpur.
"Namun demikian, umumnya pulau baru ini akan hilang dengan sendirinya," jelas dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulMuncul "Pulau Baru" di Tanimbar Pascagempa M 7,5, Ini Penjelasan PVMBG dan BMKG