Putri yang menelfon dengan menangis membuat Bharada E bingung. Namun, berdasarkan pengakuan Bharada E, ia tidak tahu apa isi pembicaraan Ricky dengan Putri Candrawathi.
Ketika sampai di rumah, Bripka Ricky dan Bharada E bertemu dengan Kuwat, sopir pribadi. Mereka ingin naik ke atas untuk melihat kondisi Putri. Namun, dilarang oleh Kuwat. "Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas, tapi di situ ada namanya Kuwat. 'Udah Richard (Bharada E) jangan ikut campur,' kata Kuwat,"ujar Deolipa menjelaskan keterangan Bharada E.
Bharada E pun tidak ikut masuk ke atas dan memilih kembali turun. "Akhirnya Richard turun. Pas saya tanya interview saya ke Richard (Bharada E), saya gak tahu bang. saya turun saja. Ya sudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya enggak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat (KM) marah-marah di atas,"ujar Deo.
Pada Tanggal 8 Juli 2022 Mereka Berangkat dari Magelang ke Jakarta.
Pada Tanggal 8 Juli 2022 pagi rombongan Putri Candrawathi, Bripka RR, Bharada E, Kuwat (KM), anak Ferdy Sambo, dan Brigadir J berangkat dari Magelang ke Jakarta. Namun tidak seperti biasanya, Bripka RR sebagai pangkat tertinggi daripada semua ajudan keluarga Ferdy Sambo menyuruh Brigadir J ikut satu mobil dengannya. Sementara, Bharada E, Putri Candrawathi, KM, anaknya, dan staf lainnya dalam satu mobil. Di salah satu rest area di jalan tol rombongan sempat istirahat. Kemudian rombongan lanjut berangkat ke Jakarta.
Pada sore hari, rombongan tiba di rumah pribadi dan di sana sudah ada Irjen Ferdy Sambo. Kemudian setelah Test PCR, mereka pergi ke rumah dinas Duren Tiga. Kemudian Putri Candrawathi, Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR dan KM masuk ke dalam rumah. Sementara Brigadir J masih menunggu di luar.
Brigadir J Dieksekusi setelah dipanggil masuk ke dalam rumah
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengungkapkan Brigadir J terlebih dahulu dipanggil Irjen Ferdy Sambo untuk masuk ke dalam rumah sebelum ditembak. Awalnya, setibanya di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Brigadir J tidak masuk ke dalam rumah.
Agus mengatakan, semua saksi di lokasi menyatakan Brigadir J sedang berada di pekarangan rumah. Kesaksian para saksi ini pula yang mematahkan tuduhan bahwa Brigadir J melecehkan dan menodongkan pistol ke istri Sambo, Putri Candrawathi, yang disebut sedang beristirahat di kamar. "Semua saksi kejadian menyatakan Brigadir Yosua tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah," ujar Agus, Jumat (12/8/2022) dikutip dari Kompas.com.
Keterangan tersebut dia dapat dari pemaparan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dalam gelar perkara yang berlangsung sejak Jumat (12/8/2022) sore. Agus mengatakan, Brigadir J baru masuk ke dalam rumah dinas usai dipanggil atasannya, Irjen Ferdy Sambo. "Almarhum Yosua masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS," imbuh dia. Setelah itu, barulah Ferdy Sambo memerintahkan ajudan lainnya, Richard Eliezer atau Bharada E, untuk menembak Brigadir J. Setelah Brigadir J ditembak, Putri Candrawathi histeris dan pulang ke rumah pribadi ditemani asisten pribadinya. Kemudian, sejumlah mobil dinas Div Propam tampak meluncur ke rumah dinas Duren Tiga, hal itu sesuai dengan rekaman CCTV di sekitar lokasi rumah dinas.
Setelah pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dan istrinya diduga menawarkan uang kepada Bharada E sebanyak Rp 1 miliar berbentuk dollar. Sedangkan Bripka RR dan KM masing-masing Rp 500 juta. Namun menurut mantan pengacaran Bharada E, Deolipa Yumara, hingga saat ini uang tersebut tak terealisasi diberikan.