"(Menggunakan) Dengan tangan saja, tangan kosong. Pakai alat (juga), enggak tahu alat apa. Karena, posisi saya kan, mata ditutup," ucap Sulaiman.
Dengan kondisi mata tertutup ia tak mengetahui pelaku yang melakukan pengujian tersebut.
Namun korban lain yang juga ada di ruangan itu mengetahui siapa pelaku yang melakukan pekerjaan.
Orang tersebut nantinya akan menjadi saksi karena juga merupakan korban dari pelaku yang sama.
"Tahu pada akhirnya. Ada yang tahu. Karena, selain dia seseorang yang juga sama-sama, yang kebetulan tidak ada penutup dan dia yang menjelaskan (ke penyelidikan)," ucap Fahmi.
Selama 30 hari mengalami penyekapan, Sulaiman tak bisa bertemu dengan anak dan istrinya. Bahkan untuk keluar dari tempat itu ia harus disertai dengan beberapa orang.
"Hampir 30 hari dia tidak bisa pulang, dia tidak bisa bertemu dengan istrinya, tidak bisa bertemu dengan anaknya, bahkan dia keluar dari satu tempat harus ditemani oleh beberapa orang.
Artinya, kemerdekaan dia sebagai manusia telah dirampas," kata Fahmi.
Dampak yang dialami Sulaiman usai mengalami penyekapan itu pun dirasakan hingga saat ini.
Istri dari Sulaiman, Rini Diana mengatakan ada banyak perubahan yang dialami sang suami.
"Efeknya lama sampai sekarang. Karena, suami saya jadi kayak orang tulalit, sering sakit kepala, dan itu berimbas ke pekerjaan. Karena dia sering lupa. Harusnya dia pergi ke mana, dia harus belok ke mana, tapi belok ke mana," kata Rini Diana.