GridStar.ID - Seorang siswi SD di Samarinda diduga mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan oleh gurunya pada Selasa (31/05).
Seorang siswa diduga diusir oleh sang guru dari ruang kelas saat ujian berlagsung.
Murid SD tersebut bernama Musdalifah dan kini banyak orang yang mulai bersimpati padanya.
Kejadian bermula saat Musdalifah masuk ke ruang kelas III untuk menjalani ujian.
Rupanya Musdalifah baru pertama kali masuk sekolah saat pembelajaran tatap muka berlangsung.
Sebelumnya ketika pembelajaran dilakukan secara online, anak itu disebut jarang ikut pelajaran karena tak memiliki ponsel.
Anak itu menggunakan ponsel bekas, namun karena kerap kali rusak, ia pun tak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
Tak hanya guru yang meminta anak itu pulang, namun anak-anak yang lain ikut membully Musdalifah.
"Karena anak itu baru turun (ikut ujian), jadi diteriaki teman-temannya. Tapi ada guru yang emosional minta anak itu pulang panggil orangtua/wali," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Samarida Asli Nuryadin, dikutip dari Kompas.com pada Selasa (07/06).
Musdalifah kemudian keluar kelas dan tak mengikuti ujian.
Ia menangis di pinggir jalan sambil memeluk tasnya.
Diketahui Musdalifah dan adiknya tinggal bersama sang tante, Siti Manuwatah.
Mereka telah kehilangan sang ibu sejak tiga tahun lalu, sedangkan sang ayah tengah menjalani hukuman penjara.
Siti mengaku mengalami kesulitan ekonomi, sehingga tak bisa memberikan keponakannya itu ponsel baru untuk belajar online.
Sedangkan ia sendiri memiliki empat orang anak ditambah dua orang anak yang harus diasuhnya.
Setelah pembelajaran tatap muka diterapkan kini masalah baru harus dialaminya.
Seragam milik Musdalifah dulu sudah tak muat dipakai.
Tim relawan rupanya sudah sempat membelikan Musdalifah seragam baru.
Mamat, seorang tim relawan juga melakukan mediasi dengan pihak sekolah agar Musdalifah tetap bisa ikut ujian.
Wali kelas menerima permintaan dari tim relawan itu, namun dengan catatan Musdalifah tak naik kelas.
"Wali kelasnya bilang begitu. Jadi saya tanyalah Musda (Musdalifah) maukah dek sekolah, tapi tidak naik kelas. Anak ini mau kok, asal dia sekolah," kata Mamat.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun akhirnya ikut turun tangan terkait kejadian itu.
Ia menyebut apa yang terjadi merupakan salah paham.
Sang guru berniat mendisiplinkan murid yang telah lama tak datang untuk belajar.
Tidak seperti yang ramai di medsos," kata Andi Harun.
"Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus," sambung dia.
Andi Harun akan memberikan beasiswa untuk Musdalifah dan anak Siti.
"Pak Wali menjamin anak itu sampai SMA," kata Asli.
Selain itu, Andi Harun juga akan merenovsi rumah Siti.
Bantuan juga datang dari Kapolresta Samarinda, Kombes Ary Fadli yang memberikan peralatan sekolah dan ponsel baru.
Mereka juga mendapatkan uang tunai dari para donatur. (*)