Dia menegaskan, dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai shalat tarawih.
Namun beliau sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari shalat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib.
Bahkan dalam hal shalat wajib, Gus Baha mewanti-wanti agar imam shalat jangan terlalu lama membaca bacaan shalat.
"Kanjeng Nabi itu sangat suka shalat. Suatu saat ketika Kanjeng Nabi mengimami shalat, beliau mendengar bayi menangis.
Lalu Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat sholatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya.
Gus Baha juga pernah disowani oleh kyai yang mengeluh karena jamaahnya tak bertambah.
Sambil tertawa Gus Baha menjawab, "loh jangan-jangan orang yang tidak datang sudah hebat," tegas Gus Baha.
"Loh, kok bisa Gus? timpal kyai yang sedang sowan kepada Gus Baha.
Kamu kan mengajarkan supaya orang berbuat baik kepada keluarganya.
Mungkin orang yang tidak mengaji itu sedang mempraktekkan ajaran itu.
Dia mungkin sedang makan nasi berkat dengan keluarganya.