Ini dikarenakan akibat tingginya permintaan dari masyarakat yang dinilainya cukup tingi di mana biasanya kebanyakan warga muslim saat menyambut bulan Ramadhan awal banyak yang menyajikan berbagai hidangan istimewa.
Dengan begitu ia meminta kepada pemerintah untuk dapat menjaga bahan-bahan yang tersedia dengan mengawasi di distribusi dan produksi barang tersebut.
“Kami berharap fase pertama ini pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki,” jelasnya dalam keterangan yang dilansir dari GridFame.id.
Fase kedua yakni kenaikan bisa terjadi pada 3 sampai 7 hari menjelang IdulFitri.
Dalam wakti transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan pada waktu pertengahan Ramadhan, kemudian bisa meningkat kembali pada penghujung Ramadhan menuju Hari Raya Idul Fitri.
Dirinya juga mengatakan pada fase kedua banyak terjadi kendala di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik Lebaran.
Terakhir, masuk fase ketiga (akhir Ramadhan) setelah Idul Fitri 2-3 hari setelah Lebaran, biasanya banyak komoditas yang sulit untuk ditemui terutama di pasar tradisional karena banyak pedagang yang mudik dan tidak miliki ketersediaan stok.
“Ini juga rawan, dan kami harap pemerintah bisa mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022,” tandasnya.
(*)