Sementara itu, dikutip dari Medical News (18/3/2022), salah satu peneliti dalam jurnal tersebut, Gili Regev-Yochay mengatakan bahwa dosis keempat tidak memberikan perlindungan yang lebih baik dari dosis ketiga.
Namun, dosis keempat memainkan peran penting dalam memerangi virus corona dalam jangka waktu panjang. Mengingat pandemi Covid-19 belum diketahui kapan akan berakhir.
Senada, CEO Pfizer Albert Bourla juga memaparkan bahwa vaksin dosis keempat diperlukan agar seseorang tetap terlindungi lebih lama.
“Karena kekebalan yang diberikan vaksin cenderung berkurang setelah beberapa waktu. Mendapat suntikan lain akan membantu memperpanjang perlindungan dari virus,” katanya.
Indonesia belum melirik dosis keempat
Diberitakan Kompas.com (12/3/2022), pemerintah Indonesia belum memutuskan apakah akan memberikan vaksin dosis keempat seperti yang terjadi di Israel, Swedia, Chile, dan Inggris.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, saat ini fokus pemerintah adalah menyelesaikan target vaksinasi dosis ketiga terlebih dahulu.
“Kita harus selesai booster (dosis) ketiga,” ujarnya. Adapun mengacu pada data Kemenkes per Senin (21/3/2022) pukul 18.00 WIB, total vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster baru mencapai 16,3 juta dosis atau sekitar 7,87 persen.
Untuk dosis pertama sudah tercapai 194,8 juta dosis atau 93,54 persen, dan dosis kedua mencapai 154,4 juta dosis atau sekitar 74,15 persen.
Sementara target vaksinasi nasional adalah sebanyak 208,2 juta populasi yang meliputi tenaga kesehatan, lanjut usia (lansia), petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum, usia 12-17 tahun, serta anak-anak.
Nah itulah penjelasan mengenai efektivitas vaksin Covid-19 dosis keempat yang mulai ramai dibicarakan. (*)