Kemudian, studi tersebut juga menemukan jika apa yang terjadi di otak, yaitu semakin banyak hal tidak benar yang diceritakan seseorang, maka kebohongan akan semakin mudah dan lebih sering terjadi.
Tak sadar sedang berbohong
Adapun ciri utama kebohongan patologis adalah tidak dilandasi oleh motivasi yang jelas dan tampaknya tidak menguntungkan individu tersebut.
Bahkan, orang yang melakukan kebohongan patologis sering tidak sadar jika mereka melakukan hal tersebut.
Tindakan ini sering menyebabkan orang menjadi sulit bersosialisasi dan mengakibatkan masalah dengan orang terdekat.
Selain itu, mereka biasanya menggambarkan dirinya sebagai pahlawan atau korban.
Lebih lanjut, cerita mereka biasanya diarahkan untuk mendapatkan kekaguman, simpati, atau penerimaan oleh orang lain.
Pembohong patologis juga cenderung menjadi pemain alami.
Mereka fasih berbicara dan tahu bagaimana cara terlibat dengan orang lain ketika berbicara.
Kemudian mereka lebih kreatif dan merupakan pemikir cepat karena biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda berbohong umum, seperti jeda panjang atau menghindari kontak mata.
Adapun beberapa contoh kebohongan patologis antara lain membuat riwayat palsu, seperti mengatakan bahwa mereka telah mencapai atau mengalami sesuatu yang belum mereka miliki.