“Singkatnya, meskipun vaksinasi tetap melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2, perlindungan (vaksin) berkurang ketika varian Delta muncul di AS, dan penurunan ini tidak berbeda berdasarkan usia,” tulis peneliti dalam studi tersebut.
Ketiga vaksin tersebut juga kehilangan efektivitasnya dalam kemampuan untuk melindungi terhadap kematian pada 65 veteran, dan lebih banyak setelahnya hanya dalam waktu 3 bulan.
Namun demikian, dibandingkan dengan peserta yang tidak divaksinasi dalam kelompok usia tersebut, mereka yang mendapatkan vaksin Moderna 76 persen lebih kecil risikonya untuk meninggal karena Covid-19.
Sementara itu, perlindungan vaksin yang didapatkan sebesar 70 persen untuk penerima vaksin Pfizer-BioNTech dan 52 persen untuk penerima vaksin Johnson & Johnson pada kelompok usia yang sama, dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.
Bagi veteran di bawah usia 65 tahun, perlindungan terhadap kasus Covid-19 yang fatal mencapai 84 persen untuk mereka yang divaksin Pfizer-BioNTech, 82 persen untuk penerima vaksin Moderna, serta sebesar 73 persen untuk penerima vaksin Johnson & Johnson.
Para peneliti menyebut, studi ini menegaskan perlunya vaksin booster atau vaksin tambahan, juga langkah-langkah perlindungan seperti sertifikat vaksin, perintah vaksinasi, penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak atau social distancing.
Dari para veteran yang diteliti, sekitar 500.000 orang menjalani vaksinasi Covid-19, dan 300.000 di antaranya tidak divaksinasi.
Para peneliti mencatat, bahwa populasi penelitian kebanyakan adalah pria daripada wanita.
Sekitar 48 persen dari kelompok studi berusia 65 tahun atau lebih.