Hawking menuduh para filosofer mustahil berhasil mengejar ketertinggalan terhadap perkembangan sains maka diyakini bahwa para saintis menjadi pembawa obor perjuangan manusia mengejar ilmu pengetahuan.
Hawking bersabda bahwa segenap problematika filosofikal pasti dapat terjawab oleh sains terutama teori-teori saintifik yang akan membawa umat manusia ke gambaran alam semesta dan tempat manusia baru yang sama sekali baru dan sama sekali beda gambaran yang masa kini kita miliki.
Sebagai atheis, Hawking yakin bahwa "the universe is governed by the laws of science, There is a fundamental difference between religion, which is based on authority, [and] science, which is based on observation and reason. Science will win because it works.".
Paradoks
Adalah hak asasi Stephen Hawking untuk menjadi atheis serta meyakini bahwa sains adalah satu-satunya jalan bagi umat manusia demi menyelamatkan diri dari ancaman mahadahsyat mahaprahara kiamat.
Namun tanpa mengurangi rasa hormat kepada Stephen Hawking sebagai mahamanusia, mahasaintis dan mahapemikir dengan kedigdayaan mandraguna tidak perlu diragukan lagi, mohon dimaafkan bahwa saya tidak setuju.
Secara subyektif saya menganggap pernyataan Stephen Hawking bahwa “filsafat sudah mati” merupakan paradoks terhadap pernyataan itu sendiri.
Sebab sudah jelas secara tak terbantahkan lagi bahwa pernyataan “filsafat sudah mati” pada dasarnya merupakan keyakinan Stephen Hawking sebagai hasil pemikiran yang berasal dari otak Stephen Hawking sendiri.
Bobot paradoksa terkandung pada pernyataan “filsafat sudah mati!” setara dengan bobot paradoksa terkandung di dalam pernyataan mahasastrawan Indonesia, Muchtar Lubis bahwa “orang Indonesia munafik”.
Pernyataan Muchtar Lubis bahwa “orang Indonesia munafik” sertamerta berbenturan dengan dirinya sendiri akibat Muchtar Lubis sendiri adalah orang Indonesia.