Selepas berangkat, pesawat terdeteksi terbang menuju arah barat laut.
Ketika jarum jam memasuki pukul 14.40 WIB, Sriwijaya Air SJ 182 terdeteksi sudah mengudara di ketinggian 10.900 kaki.
Namun, setelah sempat terbang tinggi, pesawat justru berlahan mulai menurun.
Data radar ADS-B kali terakhir mencatat perjalanan pesawat tersebut ketika berada di ketinggian 250 kaki di atas permukaan laut.
Selain itu, data lain yang didapat KNKT dari KRI Rigel 933 mendapati adanya sebaran puing (wreckage) besar selebar 100 meter dengan panjang 300-400 meter.
Sebaran puing ini pun menguatkan dugaan jika pesawat tidak meledak sebelum jatuh ke permukaan air.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," bebernya.
Hingga saat ini KNKT juga telah berhasil mengangkat black box SJ 182.
Meski demikian, penyebab kecelakaan yang sebenarnya masih belum diketahui karena isi black box SJ 182 sedang didalami. (*)