GridStar.ID - Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh pada Sabtu (09/01). Pesawat tersebut jatuh di Kepulauan Seribu setelah empat menit mengudara. Berikut tujuh fakta tentang insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Baca Juga: Lihat Langsung Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Nelayan Berlarian hingga Teriak-teriak Minta Tolong Saat Lihat Api 1. Delay Pesawat Sriwijaya Air SJY 182 layanan bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 13.25 WIB. Namun, penundaan penundaan penerbangan (delay) dan baru mengudara pukul 14.36 WIB dengan pertimbangan cuaca. Dalam penerbangan ini, pesawat mengangkut 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi, dan 12 kru. Baca Juga: Nantikan Kedatangan Istri dan 3 Anaknya di Bandara Supadio Pontianak, Pecah Tangis Seorang Pria Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hanya Bisa Memandang Foto Wajah Bayinya yang Baru Lahir
2. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Hilang Kontak Jakarta-Pontianak hilang kontak empat menit setelah lepas landas, pada Sabtu (09/01) pukul 14.40 WIB. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pesawat hilang dari radar dalam hitungan detik. Sebelum dinyatakan hilang kontak, pilot sempat meminta naik ke ketinggian 29.000 kaki.
Baca Juga: Pengantin Baru yang Hendak Ngunduh Mantu, Teman Ifan Seventeen Ini Jadi Salah Satu Penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Hilang Kontak "Pada pukul 14.37 WIB, kapten pesawat meminta naik ke ketinggian 29.000 kaki (ketinggian jelajah). Dinyatakan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, "kata Budi dalam rencana pers virtual dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu malam. 3. Lokasi Juru Bicara Menteri Perhubungan Adita Irawati menyebut posisi terakhir yang diketahui berada di atas Kepulauan Seribu. Adita memaparkan, pada pukul 14.37 WIB, pesawat melewati ketinggian 1.700 kaki dan melakukan kontak dengan pendekatan Jakarta. Pada waktu tersebut, pesawat meminta izin untuk meningkatkan ketinggian menuju ketinggian jelajah. Baca Juga:Diego Mamahit Jadi Kopilot di Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Keluarga Syok dan Tak Percaya: Taunya berangkat ke Padang
Menurut Adita, mengarah ke barat laut. "(Pesawat mengarah ke barat laut (barat laut). Karenanya ATC melaporkan untuk melaporkan arah pesawat. (Namun), dalam hitungan detik, pesawat hilang dari layar radar," ujar Adita. Sementara itu, pada pukul 14.40 WIB, menara pengatur lalu lintas Penerbangan (ATC) Jakarta melihat arah pesawat bukan 0,75 derajat seperti yang seharusnya bila menuju Pontianak.
Baca Juga: Kesaksian Tim Penyelam Kopaska TNI AL yang Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Pesawat Hancur Total 4. Upaya pencarian Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional Mayjen TNI (Mar) Bambang Suryoaji di Kantor Basarnas menuturkan, pihaknya menerima kabar pesawat pukul 14.55 WIB. Setelah itu, mulai pukul 17.00 WIB, upaya pencarian langsung digelar bersama oleh Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, dan masyarakat di lokasi yang diduga sebagai titik terakhir pesawat terpantau radar. Proses pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJY 182 dilakukan dengan melibatkan tim dan peralatan dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan, Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI AL, dan Polisi Air (Polair).
Setidaknya, delapan kapal Basarnas, empat kapal perang milik TNI AL, dan enam kapal Polair yang terlibat dalam upaya tersebut. Instruksi Presiden Jokowi Melansir pemberitaan Harian Kompas, (10/01) Presiden Joko Widodo juga telah menginstruksikan pengerahan segala upaya untuk mencari pesawat Sriwijaya Air SJY 182. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meminta pengerahan kapal survei TNI AL untuk mencari pesawat yang mengalami musibah ini.
Baca Juga: Nantikan Kedatangan Istri dan 3 Anaknya di Bandara Supadio Pontianak, Pecah Tangis Seorang Pria Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Bisa Memandang Foto Wajah Bayinya yang Baru Lahir "Kita kerahkan kapal survei Hidro-Oseanografi yang dapat membantu penginderaan di bawah air selain berbagai jenis kapal dan personel TNI AL, "ujar dia. Dua kapal survei yang dimiliki TNI AL antara lain KRI Spica dan KRI Rigel, yang dibuat di Perancis. Kapal ini mempunyai sistem penginderaan dan survei bawah laut termodern di Asia Tenggara.
Selain itu, akan dikerahkan kekuatan dari Armada I dan Lantamal III. Di antara KRI Teluj Gilimanuk, KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjipatdi, KRI Cucut, KRI Tenggiri, dan dua Sea Rider Kopaska, serta dua kapal tunda, yaitu TD Galunggung dan TD Malabar. 5. Penurunan ketinggian berdasarkan data FlightRadar24, pesawat hilang kontak sekitar empat menit setelah lepas landas. Penurunan ketinggian pesawat dari posisi jelajah hingga hilang dari radar terpantau sekitar setengah menit saja.
Baca Juga: Lihat Langsung Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Nelayan Berlarian hingga Teriak-teriak Minta Tolong Saat Lihat Api Adapun serpihan yang diduga bagian dari pesawat Sriwijaya Air SJY 182, ditemukan di sekitar perairan Kepulauan Seribu menjelang waktu Maghrib, dan pesawat dipastikan jatuh. 6. Posko bantuan Pemerintah dan Sriwijaya Air buka posko dan kontak darurat bagi keluarga korban jatuhnya Sriwijaya Air SJY 182. Posko di Bandara Soekarno-Hatta berada di Terminal 2D kedatangan bandara.