"Inti dari creative hub adalah untuk mewujudkan kreativitas dan membangun networking. Di dalam creative hub nanti kita bentuk ekosistem bisnis yang dikomandoi oleh anak-anak muda," kata Gibran dalam webiner nasional Sumpah Pemuda, Rabu (28/10).
Dalam creative hub ini, katanya, terdapat berbagai pelatihan bagi anak-anak muda.
Misalnya pelatihan tentang soft skill seperti public speaking, marketing, perizinan usaha dan lainnya.
"Dan, Insya Allah akan kami realisasikan, untuk tempat akan kita bangun khusus atau bisa menggunakan bangunan yang sudah ada. Tergantung kebutuhan," kata dia.
"Sebenarnya kita punya bangunan seperti pendopo setiap kelurahan atau di taman cerdas atau kita sebenarnya punya Solo Technopark, atau di Semanggi kita punya IKM kreatif. Yang penting di sini peran aktif masyarakat terutama anak muda yang mau ikut berpartisipasi dalam program-program yang disiapkan pemerintah kota. Dan intinya kita harus bisa berkolaborasi," sambung dia.
Paslon Bajo juga tidak mau kalah dengan strategi dan program dari Gibran-Teguh. Sebagai calon independen, Bajo mengusung konsep 'koalisi rakyat' menggunakan "Tikus Pithi" sebagai jurkam.
Adapun strategi kampanye yang dilakukan adalah dengan cara door to door atau mendatangi warga dari rumah ke rumah.
"Kita lebih mengedepankan door to door. Kalau mengarah ke jurkam, tetap kita menggunakan Tikus Pithi.
Kita satu konsep, satu komando kita lebih mendekatkan dengan masyarakat," kata Ketua II Tim Pemenangan Bajo, Sutrisno kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (05/10).