Baca Juga: Waduh! Bayi dan Anak-anak Kemungkinan Tidak Akan Mendapatkan Vaksin Covid-19, Ada Apa?
Sembuh lebih cepat tetapi tidak efektif mencegah kematian Dilansir dari DW, 15 Oktober 2020; dalam pengumuman hasil awal studi ACTT-1 pada bulan April 2020, NIAID berkata bahwa secara rata-rata pasien yang mendapatkan remdesivir sembuh 31 persen lebih cepat (11 hari) daripada pasien yang diberi plasebo (15 hari).
Akan tetapi, tampaknya obat ini tidak terlalu efektif dalam mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.
Dipaparkan oleh NIAID, studi ACTT-1 menemukan bahwa tingkat kematian pada kelompok yang diberi Remdesivir delapan persen, sementara kelompok yang diberi plasebo 11,6 persen.
Studi pracetak yang dipublikasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) di MedRxiv pada 15 Oktober 2020 juga menunjukkan bahwa Remdesivir hampir tidak mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.
Studi tersebut merupakan bagian dari Solidarity Trial yang mengevaluasi data 11.266 pasien.
Akan tetapi, seperti diungkapkan dalam pernyataan Gilead Sciences, studi WHO tersebut masih pracetak dan belum melalui penelaahan ilmiah.
Kedua studi ini menunjukkan bahwa remdesivir terbukti memiliki manfaat terbatas bagi pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Remdesivir bisa mengurangi durasi kesakitan hingga beberapa hari, tetapi hanya sedikit mengurangi risiko kematian. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPOM AS Setujui Remdesivir untuk Covid-19, Benarkah Efektif Lawan Corona?"