GridStar.ID - Baru-baru ini pemerintah sudah ketok palu tentang pelaksanaan Pilkada Serentak.
Pilkada Serentak ini diputuskan tetap dilangsungkan pada Desember 2020.
Ada 270 daerah pemilihan yang akan menyelenggarakan Pilkada di era pandemi covid-19 ini.
Melihat rencana ini, epidemiolog menyebut terdapat potensi besar munculnya klaster-klaster baru di saat klaster yang sebelumnya belum berhasil tertangani dengan optimal.
Hal itu disampaikan pakar epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman dilansir dari Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
Dicky menyebut, Pilkada berpotensi membuat situasi pengendalian pandemi di Indonesia semakin buruk dan semakin tidak terkendali.
"Karena kita tahu saat ini saja klaster perkantoran, klaster rumah tangga, klaster pasar, ini sulit dikendalikan, ada lagi dan ada lagi walaupun diterapkan protokol (kesehatan)," kata Dicky.
Pihaknya tidak dapat memperkirakan seberapa besar kasus baru yang akan ditimbulkan jika pilkada serentak ini benar dilaksanakan.
Namun ia memastikan jumlahnya akan meningkat dengan signifikan. "Kalau jumlahnya, saya melihat ini akan bervariasi tiap daerah. Tapi yang jelas ini akan membuat kurva pandemi baik di provinsi tersebut maupun di Indonesia akan semakin tinggi, jauh semakin tinggi, jumlahnya kita engak tahu," ucap Dicky.