Ia menegaskan, vaksin bukan "solusi ajaib" yang akan serta-merta menyelesaikan masalah.
"Jadi kalau sekarang dinarasikan pandemi ini tidak akan sulit, ada vaksin, itu juga salah. Vaksin bukan solusi, orang belum ada. Mungkin dipaksakan ada, mungkin efektivitasnya 50 persin (tetapi) dipakai," tuturnya.
Menurut Pandu, sejak awal pemerintah tidak memiliki rencana jangka panjang dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diborong Negara Kaya, Nasib Indonesia di Ujung Tanduk?
Karena itu, ia mendorong agar saat ini pemerintah mulai menyusun strategi kampanye untuk mengubah perilaku publik, yaitu agar patuh mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Ia menyatakan, perilaku masyarakat merupakan kunci penting dalam pengendalian penularan Covid-19.
"Sejak awal, dari Maret, harusnya melakukan perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan kampanye publik," kata dia.
"Ini salah satu terobosan yang harus dipikirkan, kita harus mengampanyekan pakai masker, karena masker adalah vaksin terbaik," tegas Pandu. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulAhli Epidemiologi: Masker adalah Vaksin Terbaik, Jangan Tunggu yang Belum Pasti