Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Profil Puan Maharani, Cucu Presiden Soekarno yang Kini Menjabat sebagai Ketua DPR RI

Nadia Fairuz Ikbar - Rabu, 09 September 2020 | 12:02
Profil Puan Maharani, Cucu Presiden Soekarno yang Kini Menjabat sebagai Ketua DPR RI
Tribunnews

Profil Puan Maharani, Cucu Presiden Soekarno yang Kini Menjabat sebagai Ketua DPR RI

GridStar.ID- Siapa yang tak kenal dengan Puan Maharani.

Sosok Puan Maharani tentunya sangat dikenal publik.

Puan Maharani Nakshatra Kusyala atau yang lebih sering disapa Puan Maharani merupakan politikus perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Baca Juga: Sebagai Bentuk Fasilitas Kesehatan, Seluruh Anggota DPR RI dan Keluarganya akan Mendapat Tes Virus Corona Pekan Depan

Puan Maharani lahir di Jakarta pada 6 September 1973.

Puan Maharani adalah anak dari pasangan Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas.

Megawati Soekarnoputri sendiri merupakan Presiden Indonesia kelima sekaligus putri dari presiden pertama, Ir Soekarno.

Baca Juga: Sudah Melek Politik dari Lahir, Tak Disangka-sangka Ayah Ahmad Dhani Bukan Sosok Sembarangan, Anggota DPR di Era Soekarno: Nggak Tahu, Bapak Punya Jasa Apa untuk Rezim

Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri

Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri

Puan Maharani menikah dengan seorang pengusaha ternama, Hapsoro Sukmonohadi atau akrab dengan nama Happy Hapsoro.

Dari pernikahan itu, Puan Maharani dan Happy Hapsoro dikaruniai dua orang anak, Praba Diwangkara Caraka Putra Soma dan Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari.

Riwayat Pendidikan

Puan Maharani mengenyam pendidikan pertamanya di SD Perguruan Cikini.

Baca Juga: Sampai Dijuluki Menteri Termiskin, Kisah Ironis Ir.Sutami Menteri PU dan Tenaga Listrik Era Soeharto yang Dicabut Listriknya karena Telat Bayar, Gedung DPR RI Jadi Bukti Kehebatan sang Insinyur

Puan Maharani lulus dari SD Perguruan Cikini ketika usianya 12 tahun pada 1985.

Lulus dari SD, Puan Maharani kemudian melanjutkan ke SMP Perguruan Cikini dan SMA Perguruan Cikini.

Setelah lulus dari SMA pada 1991, Puan Maharani kemudian melanjutkan ke Universitas Indonesia (UI) mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi Massa, FISIP.

Baca Juga: Ternyata Makan Saudara Sendiri, Mulan Jameela Disebut Masih Miliki Hubungan Kerabat dengan Maia Estianty, Sosok dalam Buku Sejarah Ini Jadi Penghubungnya

Puan Maharani berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya pada 1997.

Riwayat Karier

Lahir di tengah keluarga politik mendorong Puan Maharani untuk terjun ke dunia politik.

Ibunya, Megawati Soekarnoputri adalah presiden keliam RI sekaligus Ketua Umum PDIP, sementara sang ayah, Taufiq Kiemas adalah Ketua MPR ke-12.

Baca Juga: Teka-Teki Surat Wasiat yang Jadi Petunjuk Harta Karun Miliaran Soekarno di Swiss, Fakta Menyedihkan Justru Dibeberkan Istri Ketujuh sang Proklamator

Sejak kecil, Puan Maharani tidak pernah lepas dari suasana politik.

Simbol negara, lambang dan bendera partai adalah pemandangan sehari-hari bagi Puan Maharani.

Secara resmi Puan Maharani terjun ke dunia politik pada usia 33 tahun.

Baca Juga: Akibat Corona Menyebar Cepat di Indonesia, Kondisi Tak Biasa Terjadi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Meski begitu, sejak masih SD, SMP, SMA, atau kuliah Puan Maharani sudah terbiasa menyaksikan kerasnya dunia perpolitikan yang tengah dihadapi keluarganya.

Tidak hanya menyaksikan, Puan Maharani juga ikut berkeliling dan mendampingi Megawati saat melawan kekuasaan Soeharto.

Pendidikan politiknya terus diasah ketika ia bergabung dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bidang luar negeri sebelum akhirnya bergabung dengan partai ibunya di PDIP.

Baca Juga: Masuk Rumah Sakit Hingga Harus 'Ditidurkan', Penyakit Ini yang Menyerang Suami Soraya Haque

Puan Maharani

Puan Maharani

Setelah pendidikan politiknya dirasa cukup, Puan Maharani kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI unuk Dapil Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali pada Pemilu Legislatif 2009.

Hasilnya, Puan Maharani memperoleh suara terbanyak dan lolos ke Senayan untuk masa periode 2009 – 2014.

Tidak hanya itu, Puan Maharani juga didaulat menjadi Ketua Fraksi PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo yang sudah menjabat selama Sembilan tahun.

Baca Juga: Pilih Banting Setir Jadi Politisi, Mantan Artis Era 80an Ini Kini Berkomitmen Perjuangkan Kesejahteraan Guru di Tanah Air

Selanjutnya, Puan Maharani kembali terpilih dalam Pemilihan Legislatif periode selanjutnya.

Kemampuan di bidang politik yang sudah dinilai matang kemudian membuat Puan Maharani ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDIP.

Pada Pemilu 2014, Puan Maharani ditunjuk sebagai panglima perang PDIP, hasilnya PDIP berhasil memenangi Pemilu 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Baca Juga: Ngetop sebagai Artis di Tahun 80an, Karier Maya Rumantir sebagai Politisi Tak Kalah Gemilang, Aktif Menjadi Inisiator Perdamaian Isu SARA di Papua

Kariernya kemudian berlanjut ketika presiden terpilih pada Pemilu 2014, Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Puan Maharani menjadi Menko termuda pada usia 41 tahun sekaligus menjadi orang pertama yang mengisi kementerian baru itu.

Kontroversi

Ketika menjabat sebagai Menko PMK, Puan Maharani sempat menjadi perbincangan publik karena rencananya untuk mendatangkan guru dari luar negeri.

Baca Juga: 7 Tahun Dibui Gegara Korupsi, Artis Sekaligus Politisi yang Putuskan Jadi Mualaf Ini Alami Perubahan Dratis, Kini Berhijab hingga Hafal 15 Juz Al Quran

Hal ini dianggap oleh publik bahwa Puan Maharani hendak mengimpor guru asing.

Hal tersebut kemudian ditanggapi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.

Puan Maharani

Puan Maharani

Muhadjir Effendy mengatakan bahwa maksud Puan Maharani bukanlah mengimpor guru asing, melainkan mendatangkan guru dari luar negeri untuk melatih guru-guru maupun instruktur yang ada di dalam negeri.

Baca Juga: Dulu Terkenal Lantaran Kecantikan dan Kariernya yang Cemerlang di Dunia Hiburan, Begini Kabar Artis 80an Ini yang Pilih Jadi Politisi

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemahiran instruktur atau guru Indonesia, hal itu dinilai lebih efisien daripada harus mengirim guru atau instruktur Indonesia ke luar negeri.

Muhadjir Effendy juga membantah kabar bahwa Puan Maharani hendak mengimpor guru, melainkan mengundang guru atau instruktur luar negeri untuk program Training of Trainers.

Puan Maharani juga sempat menjadi sorotan publik karena pernyataannya yang meminta agar rakyat miskin diet dan melarang mereka banyak makan.

Baca Juga: Pernah Saingi Penghasilan Presiden, Inilah Perjalanan Karier Krisdayanti sebagai Penyanyi hingga Menjadi Politisi

Penghargaan

Bintang Bhayangkara Utama, Polri (2018)

Eminent Women of the Year 2019, Majalah Her Times (2019)

E-Transparency Award 2014, Paramadina Public Policy Institute (2014)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan Judul "Puan Maharani Nakshatra Kusyala"

Source :Tribunnewswiki.com

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x