Mengutip Kompas.com, Direktur Center for Vaccines and Immunology di University of Georgia Ted Ross mengimbau kita untuk tidak terlalu berharap pada vaksin yang saat ini masih diteliti.
"Vaksin pertama mungkin bukan yang paling efektif,” kata dia yang juga sedang mengerjakan vaksin eksperimental dengan target bisa masuk uji klinis pada 2021.
Dari vaksin yang ada, prinsipnya kurang lebih sama. Vaksin-vaksin itu mengirimkan protein yang menutupi virus corona (yang disebut spike).
Vakin itu akan mendorong sistem kekebalan untuk membuat antibodi agar bisa melawan virus corona.
Tetapi beberapa peneliti khawatir bahwa masyarakat mungkin menaruh terlalu banyak harapan pada strategi yang belum terbukti berhasil itu.
Bahkan jika gelombang pertama vaksin berhasil, banyak peneliti khawatir tidak mampu membuatnya cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan global akan vaksin.
Selain itu, meski nanti dunia mendapatkan vaksin yang murah dan efektif untuk melawan Covid-19, bukan berarti semua kekhawatiran pandemi sudah berakhir.
Penasihat virus corona Gedung Putih Amerika Dr. Anthony Fauci seperti dikutip Kompas.com dari Reuters mengingatkan, meski nantinya vaksin ditemukan, masyarakat tetap harus melakukan upaya pencegahan agar tidak tertular virus corona.
Sebab, ia menegaskan, vaksin diperkirakan tak bisa 100 persen efektif menanggulangi Covid-19.
(*)