Indra mengungkapkan, sebenarnya tidak hanya manusia yang menjadi sasaran dari petir.
Bangunan, tower, pepohonan dan benda atau permukaan yang paling tinggi juga dapat terkena sambaran dari petir.
Pada awan konvektif, lanjut Indra, khususnya pada fase matang (mature stage) terbentuk pengumpulan muatan listrik dalam awan akibat adanya updraft droplet air yang kecil dan kristal es.
"Jika membentuk graupel (hail) akan turun (downdraft) yang pada saat bertabrakan (collide) kristal es akan menjadi muatan positif, dan hail menjadi bermuatan negatif yang tergantung pada suhunya," ucap Indra.
Sehingga, terdapat penumpukan muatan (kutub) positif di bagian atas, dan muatan negatif di bagian bawah.
Pada tahap tertentu, Indra melanjutkan, terjadi pelepasan muatan yang bisa terjadi di dalam awan, antar awan, dan awan menuju ke tanah.
"Yang sering membahayakan adalah petir yang dari awan ke tanah (cloud to ground), dalam hal ini Bumi memiliki muatan positif. Pertama yang dicari adalah jarak terdekatnya (lintasan terdekat)," kata Indra.
Indra menjelaskan alasan mengapa yang terkena sambaran petir biasanya benda yang paling tinggi. Hal itu dikarenakan lintasan terpendek.
"Sebenarnya udara berfungsi sebagai isolator antar muatan yang berbeda tadi, pada saat perbedaan sangat besar maka fungsi isolator udara akan jebol dan terjadi pelepasan muatan yang sangat cepat, yang kita sebut petir," jelas dia.