Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Disebut Telah Sembuhkan 750 Pasien Corona, Ini 3 Fakta Temuan Obat Covid-19 yang Tinggal Tunggu Izin Edar dari BPOM

Hinggar - Senin, 17 Agustus 2020 | 07:00
Obat Covid-19 yang dikembangkan oleh Badan Intelejen Negara (BIN) dan tim Universitas Airlangga Surabaya.
unair.ac.id

Obat Covid-19 yang dikembangkan oleh Badan Intelejen Negara (BIN) dan tim Universitas Airlangga Surabaya.

GridStar.ID - Pencarian obat dan vaksin untuk virus Covid-19 terus dikembangkan sampai saat ini.

Berbagai lembaga kesehatan dan universitas mulai melakukan penelitian untuk menemukan obat untuk menangani wabah virus corona.

Kabar baik datang dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur yang mengklaim telah menemukan obat Covid-19.

Baca Juga: Kabar Duka: Wakil Bupati Way Kanan Meninggal Dunia Seminggu Setelah Dirawat Karena Positif Covid-19

Obat yang diklaim sebagai Obat Covid-19 itu disebut tinggal menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Jika nantinya obat ini betul-betul berhasil menjadi obat Covid-19, Indonesia akan menjadi negara pertama yang menemukan obat Covid-19.

Pasalnya, hingga saat ini, WHO belum merekomendasikan obat Covid-19 yang diakui secara global.

Baca Juga: Ingin Ambil Bagian sebagai Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Merah Putih, Menristek: Saya Tertarik, kalau Saya Memenuhi Syarat

Berikut ini fakta tentang klaim obat Covid-19 dari Unair sebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Minggu (16/08):

1. Disebut Telah Lewati Uji Klinis Tahap III

Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih menyebut obat yang diklaim sebagai obat Covid-19 tersebut telah melewati uji klinis tahap III.

Pada Sabtu (15/08) kemarin, Nasih menyerahkan laporan hasil uji klinis tahap III obat tersebut kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN), Komjen Pol Bambang Sunarwibowo.

Nasih menungkapkan, hasil uji klinis tahap akhir kombinasi obat anticovid-19 tersebut telah melewati proses yang sangat panjang dan berliku.

Uji klinis dimulai sejak Maret 2020 hingga Agustus 2020 dengan melibatkan TNI AD dan BIN.

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi Covid-19, Bansos Rp600 Ribu per Bulan untuk Karyawan Swasta Bakal Dicairkan Mulai Akhir Bulan Agustus

"Kami sudah mulai melakukannya pada bulan Maret dengan berbagai macam uji invitro kemudian diakhiri dengan uji doking dan seterusnya sehingga hasil sesungguhnya empat sampai lima bulan untuk sampai pada hasil ini. Jadi kalau di luaran ada isu ini bikin obat kok kayak bikin tahu saja itu tidak benar," kata Nasih.

Ia menjelaskan, seluruh proses uji klinis tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) termasuk metode uji klinis tersebut.

"Yang tidak kalah penting adalah keseluruhan proses sudah mengikuti apa yang dicantumkan, disyaratkan BPOM. Mulai dari metode uji klinis, termasuk bagaimana pada saat kita hilangkan nama obat dan seterusnya. Kami juga gunakan multi center di dalamnya, dan setiap pasien tentu ada informasi yang kita berikan pada mereka sehingga alhasil secara ilmiah proses dari penelitian ini sudah mengkikuti berbagai macam aspek yang dipersyaratkan BPOM," tutur Nasih.

Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19 di Sekolah Usai Diizinkan Tatap Muka untuk Zona Kuning dan Hijau, FSGI: Jangan Korbankan Guru dan Siswa!

2. Klaim 750 Pasien Corona Sembuh setelah konsumsi Obat

Obat Covid dari Unair ini diklaim telah menyembuhkan 750 pasien positif Corona tanpa mengenakan ventilator.

Sebagian besar para pasien positif tersebut dirawat di Sekolah Calon Perwira (Secapa) AD Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga: China Sebut Indonesia Bakal Diprioritaskan Dapatkan Vaksin Covid-19

3. Proses Produksi Tunggu Izin Edar dari BPOM

Guna memproduksi obat dari Unair itu, pemerintah telah menunjuk PT Kimia farma.

Namun, proses produksinya masih menunggu izin dari BPOM.

"Pengujian tidak ada lagi, jadi hanya izin edar obat," ungkap KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa yang merupakan Wakil Ketua Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Sabtu, sebagaimana dikutip dari INewsTV.

Guna mempercepat proses izin edar dari BPOM, KSAD menjadwalkan pertemuan dengan Kepala BPOM pekan depan.

Baca Juga: Berani Kritik IDI Soal Covid-19, Jerinx SID Jalani Rapid Test Usai Dicokok Polisi, Nora Alexandra Tak Sangka Lihat Hasilnya Padahal Suaminya Ogah Pakai Masker di Kerumunan

"Kiita sudah punya jadwal dengan kepala BPOM besok hari Rabu (pekan depan) dalam rangka untuk mempercepat permohonan izin edar," kata Andika.

Jika izin edar sudah dikeluarkan BPOM, ia berharap pemerintah menyiapkan anggaran untuk produksi obat tersebut sehingga di tahap awal tidak dijual ke masyarakat.

Ia pun meminta dukungan dari Komisi I DPR RI sebagai mitra kerjanya untuk mendukung terkait anggaran tersebut.

Baca Juga: Selama Ini Dicari-cari Biang Keroknya, China Klaim Virus Covid-19 Ditemukan di Makanan-Makanan Beku Impor Asal 2 Negara Ini!

"Jadi, harus ada anggaran pemerintah awal yang diturunkan ke situ, produksi untuk distribusi awal. Menurut saya itu perlu. Seperti halnya vaksin, vaksin juga kan tidak untuk dijual pada tahap awal. Pemerintah yang menganggarkan kemudian memberikan vaksin, walaupun nanti tidak tahu tahun berapa," kata Andika. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judulFAKTA Temuan Obat dari Unair yang Diklaim sebagai Obat Covid-19: Siap Diproduksi, Tunggu Izin Edar

Source : tribunnews

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x