GridStar.ID - Baru-baru ini pemerintah Jepang menyetujui deksametason sebagai obat untuk pasien covid-19.
Obat ini disetujui setelah penggunaan obat remdesivir sebelumnya.
Deksametason sendiri merupakan obat anti-inflamasi.
Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui obat deksametason sebagai obat kedua covid-19 pada 17 Juli 2020 lalu.
Melansir dari Kompas.com, deksametason sudah digunakan oleh Inggris untuk menekan angka kematian pasien covid-19 yang kritis.
Dalam penelitian yang dibuat oleh University of Oxford, penggunaan Deksametason diketahui dapat mengurangi tingkat kematian pasien yang membutuhkan ventilator sekitar 11 persen.
Jika angka kematian sebelumnya ada di 40 persen, dengan penggunaan deksametasone pada pasien demikian kematian turun di angka 29 persen.
Dikuip dari Yomiuri, pun dengan penggunaan pada pasien yang memerlukan pasokan oksigen, dengan diberikan obat ini jumlah yang membutuhkan bantuan oksigen turun dari 25 persen menjadi 22 persen.
Namun demikian, penggunaan obat ini pada pasien yang tidak memerlukan bantuan oksigen atau pasien dengan gangguan ringan, tidak terlihat adanya efek yang signifikan.
Jepang pun ikut menggunakannya untuk menangani penyembuhan pasien-pasien di sana.
Deksametason sebenarnya obat steroid yang dapat digunakan untuk banyak penyakit.
Jepang mengakui efektivitasnya dalam mengobati kasus penyakit paru-paru dan infeksi parah.
Penggunaan deksametason bahkan di Negeri Sakura ini sudah dijamin dengan asuransi.
Jia pun tidak sejumlah perusahaan farmasi memproduksinya di dalam negeri sehingga bisa didapatkan dengn harga murah.
Aturan penggunaan Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato memasukan Deksametason dalam panduan perawatan pasien Covid-19.
Apabila seorang pasien sudah dikonfirmasi mengidap virus corona, maka ia bisa diberikan deksametason dengan segera tanpa memerlukan izin, pemeriksaan lanjutan, dan sebagainya.
Khusus untuk para pasien Covid-19 biaya penggunaan obat jenis ini akan disubsidi oleh pemerintah.
Obat untuk pasien COvid-19 yang digunakan sebelumnya yaitu remdesivir memiliki jumlah persediaan yang terbatas, sementara deksametason tidak.
Dengan begitu, diharapkan seluruh dokter akan menggunakannya secara luas pada pasien-pasien Covid-19 yang ada dalam tahap kritis. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Setelah Remdesivir, Jepang Setujui Deksametason Jadi Obat Covid-19