“Terjadi transmisi memang. Ada beberapa daerah yang waktu itu sudah menjadi pengawasan kita, khususnya Semarang Raya dan Solo Raya,” ujar Ganjar padaSenin (20/07).
Selain itu Ganjar juga menyebut peningkatan angka kasus juga dipengaruhi oleh mulai banyaknya tes yang memang tengah digalakkan di Jawa Tengah.
“Saya memang meminta dari awal untuk melakukan pengetesan terus menerus, dari situ mulai nampak (kasus) kemudian dari hasil labnya banyak positif karena tracingnya, testingnya kita lakukan terus menerus,” ujar dia.
Contoh pelacakan kasus atau tracing dari transmisi yang diduga terjadi misalnya sempat ada klaster kondangan, dimana mereka diduga tertular setelah dari acara, kemudian pulang kembali ke tempat asalnya.
Sehingga saat ada penemuan kasus, maka tracing dan testing dilakukan terhadap mereka yang melakukan kontak.
Contoh yang lain yang disebutkan Ganjar adalah kasus yang sempat terjadi di industri di Semarang beberapa waktu lalu yang menjadi salah satu klaster besar di Jateng.
“Itu hasil tracing kita, kemudian kita kejar terus menerus tracing seperti kita menjala ikan. Kalau jala itu kan kita tebar jaringnya kita dorong ke ujung. Itu model tracing yang kita lakukan,” ucap dia.
Dia juga mengatakan contoh transmisi lokal yang ada di Jateng adalah yang terjadi di rumah sakit.
“Mungkin ini ada transmisi di antara mereka. Dulu ada (rumah sakit) Karyadi yang terakir (rumah sakit) Moewardi dan UNS Solo,” terangnya.