Najih terinspirasi dari sang ayah. Munir mengenang sebuah momen saat Najih masih kecil. Ia dan anak sulungnya itu bercerita sambil bercanda di ruang tamu.
Ketika itu, Munir bertanya kepada Najih, apa yang hendak diberikan kepada kedua orangtuanya ketika sudah dewasa.
Saat itu, Najih menjawab akan memberikan uang dan barang berharga lain.
Munir menanggapi jawaban anaknya, ia tak akan menerima semua hadiah itu.
Ia meminta anaknya menjadi hafiz ketika dewasa. Percakapan ringan itu ternyata membekas di benak Najih.
Ketika tasyakuran keberhasilan menghafal Al Quran digelar, Najih mempersembahkan keberhasilan itu kepada orangtuanya.
“Saya persembahkan kepada Ayah dan Ibu,” terang Munir menirukan Najih. Munir mengaku terharu mendengar kalimat sang anak.
“Pada saat itu juga, mendengar kalimat yang diutarakan Najih, Kami berdua tak kuasa menahan haru,” kata Munir.
Sampai saat ini, Najih masih terus belajar untuk mematangkan bacaan dan hafalan Al Quran.