Follow Us

Dosen ITB Sampai Rela Bermalam di Masjid Lantaran Dicibir Habis-habisan karena Ciptakan Ventilator, Kini Dapat Dana Bantuan Rp10 Miliar

Tiur Kartikawati Renata Sari - Kamis, 02 Juli 2020 | 14:02
Dosen ITB Sampai Rela Bermalam di Masjid Lantaran Dicibir Habis-habisan karena Ciptakan Ventilator, Kini Dapat Dana Bantuan Rp10 Miliar
Kolase Tribunnews Maker

Dosen ITB Sampai Rela Bermalam di Masjid Lantaran Dicibir Habis-habisan karena Ciptakan Ventilator, Kini Dapat Dana Bantuan Rp10 Miliar

Baca Juga: Bersujud Seraya Menangis di Kaki Seorang Dokter, Tri Rismaharini Ngemis Maaf Soal Rumah Sakit Overload Pasien Covid-19, Wali Kota Surabaya: Faktanya Memang Banyak!

Sebagai insinyur, ia punya keyakinan. Apapun yang bisa dibuat manusia, maka ia bisa membuatnya. Syarif kemudian menugaskan stafnya untuk membeli komponen ventilator.

Dari sana ia tersadar, mafia di alat kesehatan luar biasa.

“Kalau daging impor, harganya naik 4 kali lipat. Tapi kalau alat kesehatan (alkes) bisa10 kali lipat. Saya makin bertekad untuk membuatnya tanpa menggunakan rantai pasok alkes,” ungkap Syarif.

Baca Juga: Belum Selesai dengan Virus Corona, Kini Ilmuwan Menemukan Flu Babi Jenis Baru dari China yang Mungkin Jadi Pandemi

Ia mencoba mengembangkan ventilator dengan alat seadanya. Karena tidak memungkinkan, ia mengajukan dana pada Salman Rp 50 juta sebagai modal awal pembuatan ventilator.

Setelah jadi, ia memosting prototype ventilator dan memostingnya di media sosial. Lalu ia tulis membutuhkan dokter untuk mereview ventilatornya.

Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan dokter anestisi, Ike Sri Rezeki dari Unpad. Dengan tegas Ike mengatakan, rancangan Syarif bagus dan banyak.

Baca Juga: Satu Persatu Ramalan Wirang Birawa Jadi Kenyataan, WHO Diam-Diam Punya Dua Kandidat Ilmuwan yang Temukan Vaksin Virus Corona Paling Unggul, Apa ya?

Namun yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah Continous Positive Airway Pressure (CPAP).

CPAP adalah satu fungsi paling sederhana pada ventilator untuk memberikan tekanan positif pada paru-paru agar terus megembang, tidak kuncup.

Ini penting karena Covid-19 menghasilkan lendir yang membuat paru-paru tidak bisa menerima oksigen.

Source : kompas

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular