Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Belum Selesai dengan Virus Corona, Kini Ilmuwan Menemukan Flu Babi Jenis Baru dari China yang Mungkin Jadi Pandemi

Hinggar - Selasa, 30 Juni 2020 | 12:01
Ilustrasi babi
Farmers Weekly

Ilustrasi babi

GridStar.ID - Dunia masih dipusingkan dengan pandemi virus corona yang terjadi dan membunuh lebih dari setengah juta orang di dunia.

Namun kini para peneliti menemukan masalah baru yang mungkin berpotensi menjadi pandemi.

Flu babi jenis baru yang ditemukan para peneliti di China ini mengungkapkan bahwa hal ini bisa meluas menjadi pandemi.

Baca Juga: Amerika Kalah Telak, Eropa Sudah Pesan Vaksin Covid-19 yang Lolos Uji Klinis, Bagaimana Nasib Negara Berkembang Seperti Indonesia?

Temuan itu diungkap oleh sebuah penelitian yang diterbitkan PNAS jurnal sains di Amerika Serikat (AS) pada Senin (29/06).

Dilansir dari AFP, virus yang dinamai G4 ini secara genetik adalah turunan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009.

Virus ini memiliki "semua syarat penting untuk bermutasi dan menginfeksi manusia," kata para penulis yang terdiri dari ilmuwan di sejumlah universitas China serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Baca Juga: Bersujud Seraya Menangis di Kaki Seorang Dokter, Tri Rismaharini Ngemis Maaf Soal Rumah Sakit Overload Pasien Covid-19, Wali Kota Surabaya: Faktanya Memang Banyak!

Dari 2011-2018, para peneliti dari China Agricultural University (CAU) mengambil 30.000 tes swab hidung dari babi-babi di rumah jagal 10 provinsi China, termasuk di rumah sakit hewan.

Tes massal itu berhasil mengumpulkan 179 jenis flu babi. Mayoritas adalah jenis baru yang sudah dominan berada di babi-babi sejak 2016.

Para peneliti kemudian melakukan berbagai percobaan termasuk pada ferret, sejenis musang yang banyak digunakan dalam studi flu.

Baca Juga: Membunuh Setengah Juta Orang di Seluruh Dunia, Wabah Covid-19 Menjadi yang Paling Mematikan dan Terparah Selama 100 Tahun

Ferret dipakai lantaran memiliki gejala flu yang mirip manusisa, seperti demam, batuk, dan bersin.

AFP mewartakan, virus G4 sangat menular, bereplikasi dalam sel manusia, dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada ferret dibandingkan virus-virus lainnya.

Hasil tes juga menunjukkan kekebalan yang didapat manusia dari paparan flu musiman, tidak memberikan kekebalan terhadap G4.

Baca Juga: Sosok Ini Sindir Halus Wali Kota Surabaya Soal Penanganan Kasus Covid-19 di Jawa Timur: Kalau Bu Risma hanya Menghimbau dan Bengak-bengok Saja Pasti Dikesampingkan...

Menurut hasil tes antibodi, sebanyak 10,4 persen pekerja di industri babi sudah terinfeksi.

Hasil tes pun menunjukkan 4,4 persen populasi umum tampaknya juga telah terpapar.

Dengan demikian virus telah berpindah dari hewan ke manusia, tapi belum ada bukti virus itu dapat menular antarmanusia.

Baca Juga: Bikin Gempar Dunia, Ahli Virus Ungkap Penemuan Covid-19 di Spanyol Sejak Maret 2019, Jadi Sumber Penularan Pertama?

"Itu kekhawatiran kami bahwa infeksi virus G4 akan beradaptasi di manusia dan meningkatkan risiko pandemi pada manusia," tulis para peneliti sebagaimana dikutip AFP.

Para penulis pun menyerukan upaya-upaya mendesak untuk memantau orang-orang yang bekerja dengan babi.

"Ini pengingat yang baik bahwa kita terus-terusan menghadapi risiko munculnya patogen zoonosis baru dan bahwa hewan ternak, yang berkontak lebih dekat dengan manusia daripada satwa liar, juga bisa menjadi sumber virus pandemi," terang James Wood kepala departemen kedokteran hewan di Universitas Cambridge, dikutip dari AFP.

Baca Juga: Banjir Order Bikin Sepeda, Pembuatnya Dibuat Bingung Karena Pesanan Sudah Sampai 2022, Hingga Takut Lihat WhatsApp: Dia Khawatir

Infeksi zoonosis disebabkan oleh patogen yang melompat dari hewan ke manusia. (*)

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judulG4, Flu Babi Jenis Baru yang Muncul di China dan Bisa Jadi Pandemi

Source :Kompas.com

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x