Begitu pula saat ia melakukan perawatan di rumah sakit di Singapura. Novel mengaku sempat ditangani oleh dokter khusus luka bakar.
"Di Singapore General Hospital, saya ditempatkan sekitar 1 minggu di unit luka bakar, burn center," ujar Novel.
Di rumah sakit tersebut, Novel mengaku mendapat penanganan dari ahli luka bakar.
Namun, kondisi luka di wajahnya saat itu belum memerlukan bantuan ahli rekonstruksi wajah.
"Tapi karena lukanya-luka permukaan luka bakarnya luka permukaan maka dokter rekonstruksi wajah tidak melakukan tugasnya tapi dokter ahli luka bakar melakukan tugasnya," tutur Novel Baswedan.
"Saya kira penanganannya sudah sedemikian bagus dan alhamdulillah kembali. Apakah berarti kembali sembuh tidak pernah sakit?" kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bernama Dewi Tanjung menuding Novel Baswedan merekayasa peristiwa penyiraman air keras pada 11 April 2017.
Dewi pun melaporkan Novel ke Polisi atas tudingan rekayasa tersebut pada Rabu (6/11/2019).
"Ada beberapa hal janggal dari semua hal yang dialami, dari rekaman CCTV, bentuk luka, perban, dan kepala yang diperban. Tapi, tiba-tiba malah mata yang buta," kata Dewi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, usai melapor.