Sri Mulyani pun mengatakan untuk mengantisipasi peningkatan defisit tersebut, perlu dilakukan pembagian beban atau burden sharing dengan Bank Indonesia (BI).
Harapannya, pemerintah bisa mengelola dampak negatif Covid-19 tanpa meningkatkan beban fiskal.
"Oleh karena itu pembagian beban kami dengan BI akan menjadi kunci bagaimana bisa mengelola dampak (Covid-19) tanpa meningkatkan beban fiskal yang akan mengurangi kemampuan kita dalam mendukung berbagai program pembangunan dan mengatasi masalah fundamental," kata dia.
Baca Juga: Kabar Baik, THR PNS Golongan Ini Tetap Cair, Paling Lambat 15 Mei!
Adapun untuk tahun depan, Bendahara Negara itu mengatakan defisit anggaran akan berada di kisaran 3,21 persen hingga 4,17 persen terhadap PDB.
Angke tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi tahun ini namun masih di atas level normal yang berada di kisaran 3 persen.
"Dengan tingkat defisit tersebut maka primary balance masih di negatif antara 1,2 persen hingga 2 persen dari PDB, sangat besar," ucap dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sri Mulyani: Defisit APBN Meningkat Dramatis, Akan Jadi Beban 10 Tahun ke Depan