Selain itu, Naoto Furuki (45) menceritakan kondisi saat keluar rumah pada masa new normal. Pagi hari terasa lebih ramai dari biasanya dan sedikit mengganggu.
"Aku masih agak khawatir. Mungkin ada gelombang kedua epidemi sehingga kita masih harus waspada," katanya.
Tidak seperti penguncian ketat negara-negara lain, Jepang tidak memaksa bisnis ditutup. Bahkan beberapa bisnis sudah mulai buka sebelum keadaan darurat dicabut.
Keadaan darurat di Jepang berlangsung selama sekitar tujuh minggu. Setelah dicabut, orang-orang keluar dengan masker dan menjaga jarak sosial.
Namun, banyak perusahaan yang membiarkan staf mereka tetap bekerja dari rumah.
"Kami tidak akan kembali ke gaya kerja kami sebelumnya," kata Pejabat Eksekutif Hitachi, Hidenobu Nakahata.
Lanjutnya, mereka akan mempercepat praktik kerja baru dan menjadikan work from home (WFH) menjadi standar baru.
Sementara itu, operator kereta api Odakyu Electric Railway mengatakan akan merilis data untuk membantu penumpang menghindari kereta yang penuh sesak.
Selain itu, banyak sekolah yang mulai dibuka di bawah tindakan pencegahan.