Setelah bantuan ada di tangan, ibu dan empat anaknya itu kembali pulang jalan kaki. Mereka memilih jalan kaki karena tak memiliki ongkos untuk naik kendaraan umum.
"Saya tidak dapat bantuan covid-19, sudah setiap tahun saya seperti ini, berjalan kaki ke rumah bu haji," kata Imas.
Dia bercerita perjalanan pulang lebih lama. Jika pagi dia membutuhkan waktu dua jam untuk jalan kaki sejauh 10 km, karena cuaca masih teduh dan tenaga mereka masih banyak.
Sedangkan saat perjalanan pulang, cuaca sudah panas sehingga mereka kerap berteduh. Selain itu mereka harus membawa barang bantuan di tangan.
"Pulangnya lumayan lama ini, karena panas dan bawa barang jadi kami banyak berteduh, kasihan juga anak-anak ada yang tak pakai sandal jadi kakinya pasti panas," katanya.
Saat ditemu Tribun Jabar, Imas dan empat anaknya sedang berteduh di emperan warung yang tutup di jalan perbatasan Kecamatan Cilaku dan Warungkondang.
Keringat terlihat jelas di wajah mereka berlima. Mata Imas juga terlihat nanar ke menatap ke arah beton raya.
Dia terlihat lelah. Sedangkan tiga balitanya bersandar di dinding toko dengan kaki diselonjorkan. Sedangkan satu anaknya duduk dengan memeluk lutut meniru duduk sang ibu.
Celana panjang tiga baita tersebut diturunkan hingga bagian bawah celana menutupi telapak kakinya.