GridStar.ID - Pandemi corona di Indonesia masih menunjukkan angka kenaikan.
Hingga hari ini Sabtu (16/05), di Indonesia jumlah pasien positif corona tercatat ada 17.025 orang.
Dengan rincian, pasien dirawat 12.025, sembuh 3.911 orang, 1.089 pasien meninggal dunia.
Prediksi berakhirnya virus corona di Indonesia pun dikabarkan mundur.
Diberitakan GridStar.ID sebelumnya, Singapore University of Technology and Design SUTD sudah memberikan perhitungan terbaru mereka.
Per 7 Mei 2020, SUTD mengeluarkan hasil risetnya yang menunjukkan hasil pandemi virus corona di Indonesia berakhir pada bulan Oktober 2020.
Masih lima bulan lamanya diprediksikan pandemi corona akan mulai berakhir.
Namun, pemerintah telah memberikan lampu hijau agar warganya kembali beraktivitas seperti semula.
Sektor usaha juga dianjurkan untuk beroperasi kembali.
Joko Widodo dikabarkan telah menyusun skenario kehidupan normal baru.
"Iya tentu saja nanti kalau sudah diputuskan, sektor-sektor usaha yang tutup dapat berangsur-angsur dibuka kembali," kata Jokowi dalam siaran pers, Jumat (15/05).
Dilansir dari Kompas.com, setiap sektor usaha yang beroperasi tetap harus memperhatikan protokol kesehatan sehingga dapat mencegah penyebaran virus corona.
"Saya ambil contoh misalnya rumah makan isinya hanya 50 persen, jarak antar kursi dan meja diperlonggar," ucap Presiden.
Melansir Nakita.ID, Jokowi menjelaskan rencana pemerintah untuk menerapkan hidup normal ini didasarkan pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Presiden RI juga mengedepankan kesehatan masyarakat agar tetap produktif, aman, dan nyaman meski di tengah pandemi Covid-19.
Berdamai dengan pandemi Covid-19 bukan berarti tanda pesimis, begitu ujar Jokowi.
"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," imbuh Joko Widodo.
Lantas, kapan Joko Widodo akan mengetuk palu untuk menyambut tatanan kehidupan baru?
Baca Juga: Jokowi Minta Angka Covid-19 di Jawa Turun Sebelum Lebaran 2020
Menyoal hal tersebut, Joko Widodo mengaku harus berhati-hati agar tidak salah memutuskan.
"Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai kita keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini. Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," papar Jokowi.
Pemerintah akan melihat data dan fakta seputar Covid-19 terlebih dahulu.
Hingga kini, Joko Widodo dan jajarannya masih mengevaluasi aturan tersebut.
(*)