Hal ini diungkapkan salah satunya oleh Keri Nelson, koordinator administratif di Stasiun Palmer Pulau Anver, stasiun paling utara milik Amerika Serikat di Antartika.
"Saya yakin tidak ada seorang pun yang tinggal di sini yang tidak bersyukur untuk berada di sini, dan mendapatkan keamanan. Kami semua sangat senang tinggal di tempat di mana penyakit ini (beserta semua dampaknya) sama sekali tidak ditemukan," kata Nelson kepada CNN Travel melalui email.
Ikuti perkembangan di luar Antartika
Berbeda lagi dengan Robert Taylor (29), pemandu lapangan asal Skotlandia yang bekerja di Survey Antartika Inggris (BAS).
Robert mengaku mengikuti perkembangan virus corona sejak awal ada di China hingga menjadi pandemi global saat ini, merasa tetap tidak bisa terkoneksi karena kehidupannya di Antartika tidak terpengaruh sama sekali.
"Ini seperti saya berada di Bulan kemudian melihat ke bawah. Kami dapat melihat apa yang terjadi, tetapi itu sangat-amat jauh," kata dia.
Sebelumnya, terdapat pendapat yang banyak dipercaya, bahwa tinggal dan hidup di Antartika selama satu musim akan mengubah hidup dan cara hidup seseorang.
Namun, kali ini Taylor berani mementahkannya.
"Saya tidak bisa berhenti bertanya-tanya mungkinkah dunia akan mengalami lebih banyak perubahan dari pada yang akan kami alami," ujarnya.