"Sepuluh menit kemudian, dokter dateng. Dokter dateng di suatu rumah sakit itu, dokter dateng lihat lab gitu terus mengatakan 'Bapak ini tifus, bukan Covid, bukan MERS, dan bukan macem-macem, jadi tenang aja' gitu," ujar Budi.
"Lha saya tenang lah. Jadi istri saya di sana, anak saya ada di situ. Tapi karena keputusannya ingin ada percepatan, saya itu mesti dilokalisir, katanya gitu," kata Budi Karya.
Jam 10 malam, kata Budi, ia masuk ke sebuah ruangan untuk tidur sendirian. Setelah ia tidur di ruangan tersebut, Budi Karya Sumadi sudah tidak sadarkan diri.
"Nah maka jam 10 malam, saya masuk ke ruangan disuruh tidur sendiri. Pembantu saya sempet masuk itu. Nah, setelah itu saya sudah tidak sadar," kata Budi menceritakan.
"Oh cepat sekali dong waktunya ya pak ya?" tanya Rosi.
Budi Karya pun menceritakan dirinya sudah tidak sadar selama 14 hari dan dipindah ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
"Saya engga sadar, saya udah engga tahu proses apa-apa," kata Budi Karya menceritakan.
"14 hari tidak sadar, sadar pada tanggal berapa itu."
"Terus tanggal 30 saya minta sama Wakil Ketua RSPAD 'Pak Dokter, saya ini kan sudah sadar, disini kan banyak orang yang membutuhkan. Saya kan ada rumah dinas, kan bisa'," ujar Menteri Perhubungan.