4. Kenakan masker kain jika berada di luar rumah."
Sementara itu, tim fact checker menelusuri unggahan dari akun dokter yang disebutkan dalam pesan tersebut.
Saat ditelusuri, akun Facebook bernama Moh Ramadhani Soeroso betul mengunggah dua foto yang sama dengan yang tersebar di aplikasi WhatsApp.
Ia pun menuliskan keterangan dua foto tersebut dalam statusnya.
"Seorang anak dgn diagnosa Covid 19 PDP Berat,di RS.Covid Medan, dimana perbandingan kedua foto paru kurang dari 24 jam telah terjadi pneumonia bilateral, inilah ciri khas kl paru kena virus, sesak napas berat di intubasi terpasang ventilator, masuk IGD jam 11.30wib meninggal dunia jam 18.30wib di ICU, masih juga keluyuran keluar rumah, di Medan sdh byk OTG, ODP, PDP, tapi Lebih banyak lagi OJK (Orang Jogal Kali) Di Medan bebal Kali disuruh "stay at home" malah keluar"... #capekdehliatorangMedan #so please lah tolonglah khusus buat orang Medan jangan keluar rumah, jaga jarak, pake masker, rajin cuci tangan, jaga keluarga dan jaga anak kalian.Dr Moh Ramadhani Soeroso, Sp.P, K-Onk," tulis akun Moh Ramadhani Soeroso dalam status Facebook pada Kamis (16/04).
Menanggapi hal itu, dokter spesialis paru dan konsultan onkologi di Rumah Sakit Umum Pirngadi, Kota Medan, dr Mohammad Ramadhani Soeroso, SpP(K) mengungkapkan bahwa unggahan tersebut betul ditulis olehnya.
Ia menjelaskan, pasien anak tersebut telah terdiagnosis awal mengidap Covid-19 dengan berbagai gejala.
"Awal terdiagnosa Covid-19 dengan adanya gejala demam, batuk, sesak napas, dan hasil foto toraks paru terdapat pneumonia bilateral artinya gambaran pneumonia terdapat di paru kanan dan kiri pasien, terinfeksi kedua paru," ujar Ramadhani saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/04) malam.
Menurutnya, kejadian tersebut merupakan ciri khas penumonia yang disebabkan oleh virus yang dengan cepat menyebar memenuhi kedua paru dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.