Masih data dari WHO, sekitar 14% mengalami penyakit parah, dan 5% sakit kritis. Laporan WHO menunjukkan bahwa keparahan penyakit dikaitkan dengan usia (> 60 tahun) dan penyakit komorbid atau mengidap penyakit kronis. Contohnya, penyakit jantung, paru-paru, atau gagal ginjal.
Kondisi ini tentu memerlukan perawatan medis segera di rumah sakit, tak sekadar karantina mandiri di rumah.
Singkat kata, perlu di rawat di rumah sakit, bukannya di rumah.
Perlu dicatat bahwa gejala virus corona beragam meskipun awalnya WHO mengatakan gejala penyakit ini boleh dibilang hampir serupa dengan flu, tapi ternyata semakin ke sini, banyak gejala lain yang diperlihatkan.
Pakar dan penulis kesehatan dr. Handrawan Nadesul di instagramnya malah menyebut penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona dijuluki The 1000 Faces Disease, atau penyakit 1000 muka .
Ini karena saking banyaknya manifestasinya, bukan hanya satu entitas. Atau sama sekali tanpa gejala nyata.
Menurutnya, gejala Covid-19 yang paling khas juga tidak selalu nyata.
Beberapa gejala yang disebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) antara lain; demam (87,9%), batuk kering(67,7%), kelelahan ekstrem (38.1%), produksi dahak (33,4%), sesak napas (18,6%), sakit tenggorokan (13,9%) sakit kepala (13,6%) dan hidung tersumbat (4,8%).
Namun, seiring penyebaran virus dan bertambahnya pasien positif, temuan akan gejala-gejala lainpun terungkap, seperti diare dan lebih sering kencing, muntah-muntah, nyeri pada testis, mata merah (konjungtivitis), dan yang paling anyar adalah muncul ruam kulit, kulit kemerahan,dag gatal-gatal.