Semakin jauh jarak sosial dinilai membuat banyak orang jadi lebih sehat, karena orang-orang didorong untuk tidak berkumpul di tempat-tempat umum.
"Kami mengendalikan keinginan untuk berada di ruang publik dengan menutup ruang publik. Italia menutup semua restoran. China menutup semuanya," kata Drew Haris, peneliti kesehatan populasi dan asisten profesor di Fakultas kesehatan masyarakat The Thomas Jefferson University.
Washington Post menggambarkan simulasi penularan dengan pantulan-pantulan bola di dalam kerumuman banyak bola.
Apabila bola terkunci, pantulan-pantulan bola yang diasumsikan sebagai virus akan meminimalisasi terpapar atau tertular virus.
Penjelasan itu diterjemahkan oleh akun Instagram @edwardsuhadi yang kemudian diposting ulang artis Ernest Prakarsa di satus instagramnya:
Selain berisiko mendapatkan penularab virus, berada di tengah kerumunan memungkinkan orang sakit untuk menularkan virus yang dimilikinya dan orang sehat mendapatkan penularan itu.
Ketika prinsip ini diterapkan, dalam simulasi yang dibuat, ketika seperempat di antaranya melakukan pergerakan, dan 3/4 lainnya tetap berdiam di rumah membuat potensi seseorang tetap sehat menjadi meningkat, potensi orang-orang tetap dalam kondisi sehat menjadi meningkat.
Namun demikian, untuk menahan orang berada di rumah dan todak berniat melakukan perjalanan.