Follow Us

Tak Disangka Lolos dari Maut, Pemuda Wuhan Ini Sudah Menyerah Usai Dinyatakan Positif Corona, Tapi Sembuh Berkat Anime: Hari Terburuk di Hidup Saya

Tiur Kartikawati Renata Sari - Sabtu, 14 Maret 2020 | 12:50
Tak Disangka Lolos dari Maut, Pemuda Wuhan Ini Sudah Menyerah Usai Dinyatakan Positif Corona, Tapi Sembuh Berkat Anime: Hari Terburuk di Hidup Saya
ChinaOut via Tribunnews Wiki

Tak Disangka Lolos dari Maut, Pemuda Wuhan Ini Sudah Menyerah Usai Dinyatakan Positif Corona, Tapi Sembuh Berkat Anime: Hari Terburuk di Hidup Saya

Baca Juga: Ramalan Ahli Tarot Ini Terbukti Benar, Sudah Peringatkan Masyarakat Waspada Virus Corona, Kini Covid-19 Sudah Mewabah ke-6 WNI: Sedia Payung Sebelum Hujan!

Saya sebenarnya cukup terlambat minum obat antivirus pada tahap awal penyakit. Saya tidak tahu dari mana saya bisa tertular. Sebab, saya selalu makan di restoran masakan Hongkong di kantin sekolah.

Saya juga tidak terlalu banyak jalan-jalan karena pada saat itu musim dingin dan selalu langsung pulang setelah sekolah karena sudah lelah. Pada saat libur semester, saya memilih tinggal di rumah orangtua, bukan di asrama. Saya pun rajin pakai masker setelah semua orang di sekitar mulai memakai masker.

Tanggal 21 Januari, saya merasakan nyeri di seluruh tubuh. Saya kemudian menelepon ayah dan ia langsung menjemput. Di rumah, saya mengalami demam ringan dan ibu mengatakan jika demamnya tidak turun, ia akan membawa saya ke rumah sakit. Hingga jam 11 malam, demam tidak turun juga sehingga saya berobat ke rumah sakit Tongji.

Baca Juga: Dua Driver Ojek Online Suspect Virus Corona di Batam, Satu Pengemudi Minta Izin Mediasi dengan Keluarga, Satu Lagi Kabur Tak Terlacak Keberadaannya

Ketika tiba di sana, saya melihat rumah sakit kewalahan karena lonjakan pasien. Melihat dokter dan perawat dalam hazmat suit di dunia nyata untuk pertama kalinya, saya menyadari bahwa ada hal yang buruk sedang terjadi.

Pada saat itu sebenarnya saya tidak takut, sebab rumah sakit itu yang terbaik di Wuhan dan memang selalu penuh. Karena pasien sangat ramai, saya akhirnya memutuskan pindah ke rumah sakit paru Wuhan, dan keputusan ini pada akhirnya sangat tepat.

Di rumah sakit itu saya dites darah, fungsi liver, dan termasuk CT scan. Hasil CT scan menunjukkan adanya bintik-bintik di bagian bawah kedua paru saya. Saya kemudian diberi obat resep dan obat tradisional China berbentuk kapsul oleh dokter.

Baca Juga: Gara-Gara Virus Corona Diduga Menyebar dari Gereja Ini, Pemimpin Sekte Sesat di Korea Selatan Duduk Bersimpuh Minta Maaf Usai Terjerat Pasal Pembunuhan

Ketika Wuhan mulai ditutup, tanggal 22 Januari saya mulai dikarantina di rumah oleh ayah. Ibu saya dulu belajar di universitas kedokteran dan ayah bekerja di perusahaan farmasi, sehingga mereka dapat menangani saya. Kamar saya memiliki kamar mandi sendiri, sehingga sangat nyaman walau saya diisolasi.

Nenek yang memasak untuk saya juga selalu memakai masker saat mengantar makanan dan menggunakan sumpit sekali pakai yang akan dibuang setelah saya pakai. Sekitar 3 hari kemudian, saya periksa lagi ke rumah sakit karena mulai batuk. Itu adalah batuk kering dengan sedikit dahak kekuningan.

Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi saya memburuk karena infeksinya menyebar ke seluruh paru. Saya lalu diinfus dan diberikan obat oral. Dokter juga mengatakan saya terduga terinfeksi virus, namun hanya komite pakar yang akan menentukan apakah bisa segera dilakukan tes.

Source : kompas

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular