Erupsi Gunung Merapi terekam di seismograf dengan amplitudo 75 mm.
Erupsi gunung api dengan ketinggian 2.930 mdpl ini berlangsung selama 150 detik atau 2,5 menit.
Sementara itu, tinggi kolom erupsi mencapai kurang lebih 2 kilometer.
Sementara itu, berdasar unggahan akunTwitter BPPTKG pada pukul 06.28 WIB, kolom abu erupsi Gunung Merapi terlihat mulai memudar.
Gunung Merapi berstatus waspada sejak 21 Mei 2018.
Dengan status waspada, rekomendasi yang diberikan otoritas kepada masyarakat antara lain :
- Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
- Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
- Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenahi erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.
- Informasi lain yang bisa didapatkan antara lain melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, melalui website merapi.bgl.esdm.go.id, media sodial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274)514180-514192
- Pemerintah daerah direkomendasikan untuk menyosialisasikan kondisi Gunung Merapi saat ini
Sementara itu, dikutip dari Tribun Jogja, erupsi yang terjadi pagi tadiberjenis erupsi gas yang merupakan karakteristik Gunung Merapi saat ini.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.
"Erupsi pada pukul 05.16 WIB, dengan tinggi kolom 2000 meter, erupsi gas berlangsung selama 150 detik. Ini merupakan karakteristik Gunung Merapisaat ini," ujarnya.