GridStar.ID - Pandemi covid-19 masih belum juga terkendali.
Meski diklaim sudah mereda, namun varian baru dari virus ini terus bermutasi.
Dikhawatirkan, mutasi virus covid-19 varian baru akan jauh lebih menular.
Berdasarkan Worldometer, Jumat, (26/11/2021) tercatat covid-19 menginfeksi 260.238.014 orang dengan 5.198.235 kematian dan 235.194.098 pasien dinyatakan sembuh.
Tercatat ada 19.845.681 kasus aktif dengan rincian 99,6 persen dalam kondisi sedang dan 0,4 persen kritis atau dalam kondisi serius.
Berikut 5 negara dengan kasus tertinggi di dunia:
1. Amerika Serikat, dengan total 48.988.273 kasus, 38.791.784 sembuh, dan 789.520 meninggal.
2. India, dengan total 34.546.926 kasus, 33.967.692 sembuh, dan 466.980 meninggal.
3. Brazil, dengan total 22.055.238 kasus, 21.275.209 sembuh, dan 613.642 meninggal.
4. Inggris, dengan total 10.021.497 kasus, 8.874.965 sembuh, dan 144.433 meninggal.
5. Rusia, dengan total 9.468.189 kasus, 8.164.826 sembuh, dan 269.057 meninggal.
Kekhawatiran akan Varian
Baru B.1.1.529 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau varian baru dengan banyak mutasi pada protein lonjakan.
Melansir CNBC, varian baru yang disebut B.1.1.529 itu telah terdeteksi di Afrika Selatan dalam jumlah kecil.
Karenanya, WHO menjadwalkan pertemuan khusus untuk membahas varian ini dan dampaknya bagi perawatan kesehatan.
"Kami belum tahu banyak tentang ini. Apa yang kita ketahui adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi," kata pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Dr Maria Van Kerkhove.
"Kekhawatirannya adalah ketika Anda memiliki begitu banyak mutasi, itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku," tambah dia.
Pemantauan varian baru datang ketika kasus Covid-19 melonjak di seluruh dunia menjelang musim liburan, dengan WHO melaporkan titik sebaran di semua wilayah, khususnya di Eropa.
Inggris mengumumkan akan melarang penerbangan dari enam negara Afrika, termasuk Afrika Selatan, mulai Jumat dini hari.
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan, Badan Keamanan Kesehatan Inggris sedang menyelidiki varian baru tersebut.
Ilmuwan Afrika Selatan Tulio de Oliveira telah mendeteksi lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan, bagian dari virus yang mengikat sel-sel dalam tubuh.
Varian B.1.1.529 mengandung beberapa mutasi yang terkait dengan peningkatan resistensi antibodi dan dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Varian telah menyebar dengan cepat melalui provinsi Gauteng, yang berisi kota terbesar di negara itu, Johannesburg.
"Apalagi saat lonjakan terjadi di Gauteng, semua orang keluar masuk Gauteng dari seluruh penjuru Afrika Selatan," kata Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla.
"Jadi sudah pasti bahwa dalam beberapa hari ke depan, awal dari peningkatan angka positif akan terjadi. Ini masalah beberapa hari dan minggu sebelum kita melihat itu," sambung dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Corona 26 November: Kekhawatiran akan Varian Baru B.1.1.529 di Afrika Selatan"