Bisa Indonesia Tiru? Begini 3 Langkah India Redakan Tsunami Covid-19

Sabtu, 17 Juli 2021 | 17:03
AP PHOTO/CHANNI ANAND

Warga India duduk sambil memegang lengan setelah menerima vaksin Covid-19 di pusat vaksinasi Jammu, pada Senin (5/7/2021)

GridStar.ID - India mengalami lonjakan kasus baru Covid-19 pada April-Mei 2021.Kasus Covid-19 di India tiba-tiba melonjak tinggi ratusan kasus per hari.Melansir KOMPAS.com menurut data Worldmeters, puncak tertingginya adalah tanggal 6 Mei.

Baca Juga: Ada 3 Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia, Kenali Efek Samping yang Akan Dialami Usai VaksinasiDalam sehari ada 414.433 kasus baru virus corona di India.Setelah dihantam tsunami Covid-19, kurva kasus baru di India perlahan turun.Ada 3 langkah utama India dalam meredam tsunami Covid-19.Baca Juga: Awalnya Akan Dilakukan Pada 12 Juli Lalu, Presiden Jokowi Putuskan Batalkan Vaksinasi Berbayar

Dikutip dari KOMPAS.com, sejak pertengahan Juni, angkanya stabil di bawah 70.000 kasus harian, lalu memasuki Juli berada di kisaran 30.000-40.000 kasus per hari.Pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengemukakan bahwa India melakukan berbagai upaya maksimal sehingga angka kasus baru terus turun dengan cepat. "Pada 8 Mei 2021, ada 400.000 kasus, kemarin (07/07) angkanya turun sepuluh kali lipat dalam waktu dua bulan. Pada 10 Juni 2021, angkanya 100.000 kasus dan sekarang sudah di bawah 40.000 kasus," katanya dikutip dari Antara, 8 Juli 2021.

Baca Juga: Meski Mengundang Selera, Jangan Konsumsi Makanan Ini saat Isoman Covid-19, Akibatnya Bisa Ancam Nyawa!"Angka kasus di India naik hingga 40 kali lipat, tapi di sisi lain dia turun dengan sangat cepat," ungkap eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020 itu saat menjadi pembicara dalam agenda Diskusi Penanganan Covid-19 di Indonesia yang diselenggarakan LKBN Antara di Jakarta, Kamis (08/07).Berikut adalah tiga langkah utama India dalam meredakan tsunami Covid-19.1. Pembatasan sosial berbagai tingkat Langkah pertama, ketika kasus meningkat tajam di India, beberapa daerah atau negara bagian di negara itu melakukan berbagai tingkat pembatasan sosial. Ada yang membatasi kegiatan dengan pemberlakuan jam malam, dan ada juga yang lockdown secara penuh atau sebagian sampai beberapa waktu, jelas Tjandra. Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Positif Covid-19, Kondisi Ayah Jan Ethes Terungkap Usai Kunjungi RS dan Tempat Isolasi

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu melanjutkan, India juga menganalisis pola pergerakan pada saat pembatasan kegiatan yang dihubungkan dengan penurunan jumlah kasus harian.

Pada masa pengetatan wilayah, kata Tjandra, semua sektor aktivitas masyarakat dihentikan, termasuk buruh dan pabrik, semua berhenti secara total karena dikhawatirkan memberikan dampak pada pekerja. "New Delhi misalnya, mulai menerapkan lockdown total pada 17 April 2021 dan ketika kasus mulai terkendali, maka pada 31 Mei 2021 mulai dilakukan pelonggaran dalam bentuk unlocking process secara bertahap." "Pembukaan lockdown yang dimulai buruh harian, buruh pabrik, dan pekerja bangunan supaya orang yang kerja harian ada pemasukan," katanya.

Baca Juga: Bak Amini Skenario Sri Mulyani PPKM Darurat Diperpanjang 6 Minggu, Satgas Covid-19: Jika Belum Terkendali...Sepekan memasuki masa pelonggaran, kata Tjandra, baru diikuti dengan pembukaan aktivitas perniagaan di berbagai pertokoan.2. Perbanyak tes Covid-19Langkah kedua yang dilakukan India adalah meningkatkan tes Covid-19. Pada Februari 2021 sebelum tsunami Covid-19, tes yang dilakukan per hari berkisar 700.000-800.000. "Begitu ada peningkatan kasus, jumlah tes dinaikkan secara amat besar-besaran dan mencapai lebih dari dua juta tes seharinya pada Mei 2021."Baca Juga: Dikabarkan Tengah Hamil Anak Kedua, Puput Nastiti Devi Tak Kuasa Menahan Tangis hingga Sesak Napas Tahu Kena Covid-19, Ahok Buka Suara Terkait Kondisi Sang Istri

Tjandra menerangkan, pengujian Covid-19 punya tiga manfaat yang sangat penting. Pertama, yang positif dapat ditangani dari aspek kesehatannya. Kedua, pasien dapat diisolasi atau dikarantina mandiri atau dirawat sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Napasnya Sudah Ngos-ngosan Karena Diduga Terpapar Covid-19, Ustaz Abdul Somad Tulis Surat Wasiat untuk Anaknya, Ini Bunyinya! Ketiga, dapat diputus rantai penularan dari yang positif ke masyarakat di sekitarnya."Tentu saja sesudah tes, harus diikuti dengan kegiatan telusur yang masif pula," imbuh Tjandra.3. Vaksinasi Poin ketiga yang berandil meredakan tsunami Covid-19 India adalah vaksinasi.Baca Juga: Banyak Korban Meninggal Dunia, Masyarakat Mendadak Dibuat Parno, Guru Besar UGM Buka Suara Soal Isu Interaksi Obat Pasien Covid-19

Begitu kasus meningkat, India juga melakukan vaksinasi secara besar-besaran dan jumlahnya meningkat amat tajam hampir 15 kali lipat dalam empat bulan. Dalam sehari, kata Tjandra, vaksinasi virus corona di India dapat mencapai 8 juta orang dari total populasi sekitar 1,3 miliar penduduk. "Tentu saja selain ketiga upaya besar ini, pelayanan kesehatan juga amat diperkuat di India pada bulan-bulan yang kasusnya amat tinggi."

Baca Juga: Gejala Covid-19 Buat Sesak Napas, Ustaz Abdul Somad Mendadak Tulis Surat Wasiatnya untuk Sang Anak, Laknat Jika Berani Lakukan Ini: Kalau Aku Mati, Jangan Kau...New York Times pada 6 Juli 2021 melaporkan, India juga menutup ekspor vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.Sebelumnya, India dikenal sebagai eksportir vaksin virus corona terbesar di dunia, tetapi justru kesulitan memvaksinasi rakyatnya sendiri. Sebelum tsunami Covid-19 melanda, baru 3 persen penduduknya yang sudah disuntik dosis penuh.(*)

Tag

Editor : Hinggar

Sumber KOMPAS.com