GridStar.ID – Seorang suami memang harus menjaga istrinya dalam kondisi apapun.
Seperti sebuah kisah yang viral dan memilukan, saat suami terpaksa pisah dengan anak demi rawat sendiri istrinya yang positif Covid-19.
Nahas, istri tercintanya itu akhirnya meninggal dunia, hingga si suami kembali isolasi mandiri seorang diri.
Seperti dilansir dari Kompas.com, kisah tersebut viral juga di media sosial.
Sebuah unggahan yang menggambarkan kesedihan sang suami, karena istrinya yang berprofesi sebagai seorang hakim meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Sang suami yang memiliki akun Twitter @ihsanjie, membagikan kisah perjalanan istri tercinta sebelum meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 melalui unggahannya di Twitter.
Dalam unggahannya, @ihsanjie masih ingat betul detik-detik menjelang kepergian sang istri tersayang menghadap ke Sang Ilahi.
"Bismillah, ini hari kedua sejak istriku dimakamkan di Pemakaman Khusus Covid di Macanda, Gowa, Sulawesi Selatan. Setelah pemakaman di malam itu, aku kembali lagi ke rumah isolasi mandiri. Seorang diri," tulis @ihsanjie mengawali utasnya.
Hingga berita ini ditulis, unggahan tersebut mendapat banyak respon dari warganet.
Tercatat, sebanyak 40.000 lebih orang menyukai unggahan itu, dan juga lebih dari 12.200 orang meretweetnya.
Ihsan menceritakan, sang istri yang bernama Amirah Lahaya, lahir, tumbuh, dan besar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Singkat cerita, Ihsan menikah dengan sang istri pada 14 Juli 2018, yang pada saat itu istrinya sudah bertugas di Pengadilan Negeri (PN) Takalar, Sulawesi Selatan.
"Sebulan setelahnya, istriku dipindahkan dari PN Takalar ke PN Sumber Cirebon. Di PN Sumber itulah dia menjalani masa calon hakim nya," kata Ihsan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/9).
Setelah selesai menjalani masa calon hakim, lanjut Ihsan, istrinya lalu diangkat menjadi hakim dan ditempatkan di PN Barru, Sulawesi Selatan sejak April 2020.
Ihsan dan keluarga lalu pindah lagi ke Sulawesi Selatan, kali ini menempati rumah dinas bersama dengan satu orang baby sitter.
"Nah kami baru pindah ke Sulawesi Selatan itu bulan April 2020 saat virus corona mulai merebak di Indonesia," ucap Ihsan.
Waktu terus berjalan hingga pada Jumat, 11 September 2020, istri Ihsan mengeluhkan tidak enak badan dan lelah.
Dengan cepat, dia lalu mengantar sang istri untuk memeriksakan kondisinya ke salah satu rumah sakit daerah yang ada di Kabupaten Barru.
"Dari hasil laboratorium dan rapid tes, semuanya tidak menunjukkan tanda-tanda Covid-19 dan penyakit lain atau non reaktif dan negatif semua. Tipes, malaria, Covid-19, HIV, semuanya lah itu negatif," papar Ihsan.
Beberapa hari kemudian, lagi-lagi kondisi fisik dari sang istri semakin menurun. Ihsan pun membawa sang istri berobat ke rumah sakit non Covid-19 yang ada di Makassar.
"Selasa, 15 September, istri saya bawa untuk berobat ke rumah sakit yang non Covid-19 di Makassar. Malam harinya, istri saya opname," jelas Ihsan.
Saat menjalani opname itu, darah Amirah selalu diambil setiap hari untuk dilakukan pengecekan. Beberapa kali diambil, hasilnya sama saja. Baik dari rapid tes, pengecekan laboratorium, menunjukkan negatif dari penyakit apa pun.
Selama opname diketahui kondisi trombosit, leukosit mengalami penurunan yang membuat Ihsan semakin bertanya-tanya, mengapa kondisi tubuh dan darah sang istri menurun?
Dia sempat menduga, ada virus yang membuat kondisi tubuh istrinya menjadi seperti itu.
Karena tidak ada titik terang, disepakati akan dilakukan swab tes kepada sang istri untuk mengetahui kejelasan keadaan Amirah.
"Tanggal 17 September, diputuskan untuk melakukan tes swab dan kemudian besoknya, Jumat 18 September atau 24 jam setelah di swab, hasilnya keluar," ujar Ihsan.
"Saat itu masih dalam keadaan di opname. Pada pukul 10.15, saya ditelpon dokter mengabarkan kalau hasil swab istri saya positif Covid-19," lanjutnya.
Dikarenakan rumah sakit tempat opname bukan untuk Covid-19, sang istri akhirnya dipindahkan ke rumah sakit khusus Covid-19 yang juga berada di Makassar.
Ketika dipindahkan menggunakan mobil ambulans, Ihsan turut menemani sang istri hingga sampai ke rumah sakit tujuan.
Momen itu sekaligus menjadi pertemuan terakhir dirinya dengan belahan jiwanya itu.
"Diantar ke Rumah Sakit Sayang Rakyat namanya pada pukul 15.00 dengan ambulans, itu terakhir kali ketemu istri saya waktu masih hidup," ingat Ihsan.
Dikarenakan sempat menemani sang istri saat opname, Ihsan juga sempat diperiksa oleh dokter.
Tetapi karena tidak menunjukkan gejala, dia pun dianjurkan untuk isolasi mandiri.
Baca Juga: Viral Odading Mang Oleh, Ternyata Jadi Langganan Mantan Presiden SBY hingga Jadi Suguhan Presiden AS
Ihsan pun menjalani isolasi mandiri di salah satu rumah kosong yang ada di Gowa, Sulawesi Selatan.
"Saya tinggal sendiri, istri saya dirawat di rumah sakit tadi, anak juga di tempat lain, di tempat mertua. Tiga orang ini tinggal di tempat berbeda," kata Ihsan sambil terisak.
Satu hari setelah menjalani perawatan, Sabtu, 19 September 2020, dokter mengabarkan kepada Ihsan bahwa sang istri harus segera dipindahkan ke ruang ICU.
Di tengah perjuangannya melawan virus, sang istri juga sempat mengirimkan ucapan selamat ulang tahun kepada Ihsan.
"Hati saya sangat hancur karena kita tinggal di tempat berbeda. Tapi saya tetap semangati istri saya untuk terus berjuang hingga sembuh," ucap Ihsan.
Rabu, 23 September 2020, sang istri meminta izin kepadanya untuk dipasangkan ventilator karena saturasi oksigen di tubuhnya tinggal 74 persen.
Selang beberapa saat, dokter menelepon Ihsan dan mengabarkan bahwa setelah dipasangi ventilator, saturasinya naik ke 90 persen.
Beberapa menit kemudian, dokter memberitahu lagi, saturasinya turun sedikit demi sedikit.
"Saya diminta berdoa. Tak lama, ada perawat yang menelepon dan memberitahu kalau istri saya sudah tidak ada," kata Ihsan.
"Sekitar pukul 22.30, jenazah istri saya diberangkatkan ke Pemakaman Pemprov Sulsel di Macanda, Gowa.
Di sana, dibuka tanah baru untuk kompleks pemakaman khusus Covid-19," tutur Ihsan.
Ihsan berharap, dari kisahnya itu masyarakat bisa memahami mengenai virus corona Covid-19 dan bisa menjaga diri, keluarga dan orang-orang tersayang.
"Saya berharap yang membaca kisah ini bisa mengambil hikmah agar lebih serius menghadapi pandemi ini," ungkap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Kisah Suami Rawat Istri yang Positif Covid-19 hingga Meninggal, Sempat Rapid Tes 2 Kali Non-Reaktif. (*)