Berdampak Ngeri Bagi Masyarakat, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghadapi Resesi Ekonomi?

Rabu, 23 September 2020 | 09:30
Kompas

Berdampak Ngeri Bagi Masyarakat, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghadapi Resesi Ekonomi?

GridStar.ID - Perekonomian Indonesia tengah diprediksi di ambang resesi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi kemungkinan Indonesia mengalami kontraksi minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Sehingga keseluruhan satu tahun ekonomi Indonesia bakal berada pada kisaran minus 1,7 hingga 0,6 persen.

Baca Juga: Bukan Hanya Resesi, Negara Terkaya di Dunia Ini Tercekik dan Bangkrut karena Inflasi, Awalnya Gara-Gara Pemerintah Terlalu Manjakan Rakyatnya!

Dengan adanya hal tersebut maka pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV menurutnya juga akan negatif.

Adanya hal tersebut maka tak menutup kemungkinan resesi ekonomi di Indonesia akan terjadi.

Melansir dari Forbes, resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Baca Juga: Simpang Siur, Ekonom Buka Suara: Indonesia Belum Masuk Resesi Meski Pertumbuhan Ekonomi Negatif hingga 5,32 Persen

Lantas, jika resesi betul terjadi apa dampak bagi masyarakat serta apa saja yang perlu dipersiapkan?

Dampak

Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef, Nailul Huda mengatakan salah satu dampak yang mungkin saja timbul dari terjadinya resesi adalah meningkatnya jumlah pengangguran.

Ia menyebut, banyaknya pengangguran muncul akibat produksi merosot seiring turunnya permintaan agregat masyarakat yang kemudian berdampak pada banyaknya usaha yang tutup maupun gulung tikar.

Baca Juga: Diombang-Ambing Covid-19, Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Bakal Masuk Jurang Resesi, Krisis Moneter 1998 Terulang Lagi?

“Dampak dari resesi bersifat saling terkait dan ada efek bola salju (menggelinding dan membesar),” kata Huda dihubungi Kompas.com Selasa (22/09).

Adapun Apabila resesi terus berlanjut menurutnya dampak lanjutan yang kemudian muncul adalah:

Akan semakin tinggi kredit macet yang disebabkan penghasilan masyarakat menurun, dan Kemiskinan akan semakin meningkat.

Baca Juga: Rupiah Ikut Melemah Gara-Gara Singapura Resesi, Berikut Fakta Soal Pemerosotan Ekonomi Terburuk Sepanjang Sejarah di Negara Tetangga!

Pihaknya menyebut, resesi berpotensi pula menyebabkan berkurangnya minat investor akibat daya beli masyarakat yang melemah.

Sehingga menyebabkan mereka enggan berinvestasi dan memasarkan produknya ke dalam negeri.

“Jadi efeknya seperti bola salju yang menggelinding, semakin besar masalah yang ditimbulkan dari resesi,” ujar dia.

Baca Juga: Bikin Negara Lain Kaget, Erick Thohir Patahkan Anggapan Ekonomi Indonesia Bakal Runtuh Duluan: Banyak yang Kira Kita...

Yang harus dipersiapkan hadapi resesi

Menurut Huda resesi yang kemungkinan terjadi pada triwulan ke III 2020 ini beberapa hal yang harus dipersiapkan masyarakat adalah sebagai berikut:

Mengubah pola konsumsi dari konsumsi tersier ke konsumsi primer Memperbanyak tabungan guna menghadapi krisis ekonomi (bagi yang masih ada penghasilan)

Membuka usaha baru, misalnya melalui layanan daring (online) bagi orang yang sudah kena PHK Lebih lanjut

Baca Juga: Bambang Trihatmodjo Dicekal ke Luar Negeri karena Hutang Negara, Berikut Gurita Bisnis Suami Mayangsari yang Jadi Ladang Uang Bernilai Fantastis

Huda mengingatkan agar pemerintah menyiapkan diri terkait dengan resesi ini.

“Siapkan jaring pengaman sosial bagi masyarakat terdampak,” ujar dia. Dikutip dari Kompas.com (04/08), pakar finansial Ahmad Gozali menyebutkan masyarakat dapat melakukan sejumlah hal untuk bertahan di tengah resesi ekonomi.

Cara bertahan saat resesi

Agar bisa bertahan saat terjadi resesi, Gozali menyebut ada beberapa hal yang secara umum bisa dilakukan, yaitu:

Baca Juga: Dipastikan Cair Dalam Waktu Dekat Gaji Ke-13 PNS, TNI dan Polri, Perwakilan Kemenkeu: Kalau Bisa Dipercepat

Melindungi sumber penghasilan

Sebagai karyawan menurut dia sebaiknya tidak agresif pindah pekerjaan dahulu sebelum ada kepastian pekerjaan baru lebih stabil.

"Untuk yang punya usaha, pertimbangkan kembali rencana ekspansi," kata Gozali

Miliki dana cadangan

Dia menyampaikan dana cadangan sebaiknya dijaga 3-12 kali pengeluaran bulanan dalam bentuk likuid.

Baca Juga: Kemenkeu Sudah Ketok Palu, Cek Pencairan Gaji ke-13 PNS di Bulan Agustus, Segini Besaran Uang Tiap Golongan!

"Artinya, kalau sekarang kurang dari itu, bisa ditambah dengan mengurangi aset risiko tinggi dan menambah likuiditas," kata Gozali.

Tahan pembelanjaan besar, terutama kredit

Apabila sebelumnya ada rencana kredit kendaraan atau rumah, maka perlu dipelajari lagi risikonya.

"Apakah cukup aman untuk melanjutkan rencana tersebut. Jangan terlalu memaksakan, misalnya menggunakan dana cadangan untuk bayar DP (down payment)," kata Gozali.

Baca Juga: Bak Kecil Harapan Gaji Ke-13 Bakal Cair, Kemenkeu Umumkan Defisit APBN Tahun 2020 Capai Rp 257,8 Triliun, Bagaimana Nasib PNS serta TNI dan Polri?

"Intinya dana cadangan menjadi semakin penting, jangan terpakai untuk hal lain dulu. Bahkan kalau bisa ditambah," imbuhnya.

Tetap belanja secara rutin

"Karena pembelanjaan konsumtif rumah tangga untuk hal-hal penting di Indonesia justru menjadi salah satu pendorong ekonomi yang dominan," kata Gozali.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Siap-siap Resesi Ekonomi, Ini yang Sebaiknya Dilakukan Masyarakat

Editor : Hinggar

Sumber : kompas

Baca Lainnya