Indonesia Kewalahan Angka Kasus Positif Corona Terus Bertambah, Ketua Komnas FBPI: Terus Terang Flu Burung Nggak Ada Apa-apanya Dibandingkan Covid-19

Jumat, 10 Juli 2020 | 23:00
Kompas.com

Indonesia Kewalahan Angka Kasus Positif Corona Terus Bertambah, Ketua Komnas FBPI: Terus Terang Flu Burung Nggak Ada Apa-apanya Dibandingkan Covid-19

GridStar.ID - Kasus positif covid-19 di Indonesia terus bertamnbah.

Hal ini membuat Bayu Krisnamurthi mengungkapkan bahwa virus ini sangat kuat dibandingkan flu burung.

Indonesia juga pernah diserang wabah flu burung pada tahun 2005 lalu hingga 2009 namun bisa diatasi dengan baik.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Jawa Barat Melonjak 10 Kali Lipat Dibanding Hari Sebelumnya, Ternyata Ini yang Jadi Penyebabnya

"Kalau dibandingkan dengan Covid-19 terus terang saja saya harus mengatakan flu burung itu enggak ada apa-apanya," kata Bayu di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020).

Hal itu disampaikan Bayu karena jumlah total kasus flu burung di seluruh dunia jauh lebih kecil dibanding kasus Covid-19.

Hingga 2019, kasus flu burung di seluruh dunia jumlahnya kurang dari 1.000.

Baca Juga: Aturan Pemerintah saat Idul Adha 2020, Zona Merah Covid-19 Dilarang Jual Beli dan Potong Hewan Kurban

Di Indonesia sendiri, sekitar 200 orang terinfeksi virus tersebut.

Namun demikian, menurut Bayu, angka kematian (fatality rate) kasus flu burung tergolong tinggi.

Fatality rate flu burung di dunia sebesar 60 persen, sedangkan di Indonesia mencapai 80 persen.

Baca Juga: Aturan Pemerintah saat Idul Adha 2020, Zona Merah Covid-19 Dilarang Jual Beli dan Potong Hewan Kurban

"Jadi kalau ada yang kena, 80 persen peluangnya meninggal. Ini yang kita hadapi dan coba tangani bersama," ujar Guru Besar Madya Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor itu.

Bayu menceritakan, pada awal terdeteksinya flu burung di Indonesia, pemerintah mengambil langkah cepat dengan membentuk Komnas FBPI.

Pemerintah melalui Komnas FBPI langsung melakukan pemusnahan ayam yang menjadi unggas penyebab flu burung.

Baca Juga: Kabar Gembira Disampaikan Langsung oleh Juru Bicara Covid-19, Vaksin Virus Corona Buatan Lokal Siap Diproduksi Massal pada 2021, Berikut Penjelasannya!

Langkah itu, kata Bayu, bukan tanpa risiko. Apalagi, ayam merupakan hewan ternak yang punya nilai ekonomi tinggi di Indonesia.

"Kita tahu ayam adalah ternak yang sangat penting. Jadi itu ada risiko yang besar karena harus dimusnahkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi," ujarnya.

Bayu mengatakan bahwa ada tiga strategi penting yang saat itu diterapkan dalam menanggulangi flu burung, yakni penanganan penyakit, dampak sosial ekonomi, dan komunikasi publik.

Baca Juga: Berbulan-bulan Berpendapat Bahwa Covid-19 Ditularkan Melalui Droplet, WHO Akhirnya Akui Temuan 239 Ilmuwan dari 32 Negara yang Ungkap Virus Corona Bisa Menular Melalui Udara

Ketiga hal itu, kata dia, harus dijalankan dengan porsi yang sama besarnya.

Dari segi penanganan penyakit misalnya, saat itu Komnas FBPI melibatkan ahli-ahli terbaik dan bekerja sama dengan banyak ilmuwan yang berasal dari Eijkman Institutue, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, hingga Universitas Indonesia.

Lembaga-lembaga itulah yang kini juga digandeng pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

Baca Juga: Presiden Brasil Kini Kena Getahnya dan Positif Covid-19 Setelah Anggap Virus Corona Remeh Meski Ribuan Orang Terinfeksi, Ini Deretan Penyataan Kontroversial sang Pemimpin

Dari sisi sosial ekonomi, pemerintah memberi pengetahuan ke masyarakat mengenai urgensi pemusnahan ayam yang menjadi pembawa virus.

Kemudian, komunikasi publik juga dilakukan secara intensif dan kreatif.

Sehingga, seluruh masyarakat terinformasi dengan baik, tidak takut dan tetap siaga.

Baca Juga: Banyak Keluhan Harga Mahal, Kemenkes Ketuk Palu, Sudah Tetapkan Tarif Tertinggi untuk Biaya Rapid Test Covid-19, Lebih Terjangkau?

"Tiga kombinasi itu tadi saya pikir, plus bahwa ini di bawah kendali otoritas tertinggi di republik ini. Itu yang membuat pada tahun 2020 saya katakan kita bisa mengendalikan (flu burung) dan tidak jadi pandemi," tuturnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan 2004-2009 I Nyoman Kandun mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Menurut Nyoman, pemerintah telah membuat protokol kesehatan dengan baik, tinggal bagaimana kepatuhan masyarakat terhadap protokol tersebut.

"Di sini tinggal bagaimana masyarakat mematuhi dan melaksanakan. Bagaimana pemerintah dengan masyarakat bersinergi, bersatu padu," kata Nyoman. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dibanding Covid-19, Flu Burung Itu Enggak Ada Apa-apanya

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Kompas

Baca Lainnya