Ditantang Jokowi Kendalikan Covid-19 dalam Dua Minggu, Khofifah Akui Sempat Bahagia Tingkat Penularan di Jatim Turun Drastis: Pak Presiden, Sebetulnya...

Jumat, 26 Juni 2020 | 17:02
Kolase Tribun News

Ditantang Jokowi Kendalikan Covid-19 Dalam Dua Minggu, Khofifah Akui Sempat Bahagia Tingkat Penularan di Jatim Turun Drastis: Pak Presiden, Sebetulnya...

GridStar.ID - Virus corona di Jawa Timur menjadi perhatian pemerintah dalam waktu terakhir.

Pasalnya, penambahan kasus di Jatim menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Bahkan Surabaya sendiri sampai dikhawatirkan bakal menjadi Kota Wuhan kedua.

Baca Juga: Bikin Ketar-Ketir Presiden, Kasus Harian Tertinggi Sampai Dijuluki Wuhan Kedua, Jokowi Berikan Tenggang Waktu 2 Minggu Bagi Jawa Timur Turunkan Angka Covid-19: Ini Terbanyak di Indonesia!

Presiden Joko Widodo bahkan sampai turun tangan meninjau Surabaya baru-baru ini.

Joko Widodo memberi waktu dua minggu bagi Jawa Timur untuk menurunkan laju penularan virus corona Covid-19.

Hal itu disampaikan Jokowi saat mengunjungi posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (25/06).

Baca Juga: Divonis Hukuman Mati Usai Terbukti Bunuh Suami Sekaligus Anak Tirinya dengan Bantuan Putra Kandungnya, Aulia Kusuma Minta Keadilan hingga Minta Tolong pada Jokowi

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," pinta Jokowi.

"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan di kabupaten seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama-sama melakukan manajemen krisis sehingga betul-betul kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi," sambungnya.

Jokowi menyampaikan, Jawa Timur saat ini menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian paling tinggi di Indonesia.

Kompas/Agus Suparto

Kunjungan Jokowi ke zona merah

Baca Juga: Tak Main-Main, Presiden Jokowi Tak Segan Pecat PNS yang Tak Produktif Bekerja, Menteri PAN-RB Sedang Godog Rencana Pemecatan: Supaya Bermartabat!

"Ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku sempat senang berhasil menekan tingkat penularan ( rate of transmission) virus corona baru atau Covid-19 di Jawa Timur.

Tingkat penularan Covid-19 itu berhasil ditekan setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya yang berakhir pada 8 Juni 2020.

Baca Juga: Andalkan Program Jokowi Selama Pandemi, Peserta Kartu Prakerja Gigit Jari Dana Insentif Tak Kunjung Cair, Ini Kata Pihak Pemerintah

"Pak Presiden, sebetulnya kami sudah sempat mendapatkan satu kebahagiaan ketika tanggal 9 Juni sebetulnya rate of transmission di Jawa Timur itu sudah 0,86 persen," kata Khofifah di depan Presiden Joko Widodo dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (25/06).

Namun, tingkat penularan virus corona baru atau Covid-19 kembali naik. Tercatat, tingkat penularan Covid-19 di Jawa Timur menjadi 1,08 persen pada 24 Juni 2020.

Khofifah menjelaskan, tingkat penularan di Surabaya Raya sempat di bawah 1 selama enam hari.

Baca Juga: 7 Tahun Sudah Sandang Gelar Orang Nomor Satu di Indonesia, Terbongkar Kekayaan Jokowi Tembus Rp 54 Miliar, Ini Daftar Semua Asetnya

Tingkat penularan di Kota Surabaya di bawah 1 selama enam hari, Kabupaten Sidoarjo selama delapan hari, dan Kabupaten Gresik selama enam hari.

Ia mulai berpikir untuk menerapkan konsep tatanan normal baru di Jawa Timur.

"Hari itu kami udah merasa bahwa kita tunggu sebentar lagi, delapan hari lagi, kalau terus di bawah 1, kita siap masuk ke new normal," kata dia.

Baca Juga: Kekayaan Totalnya Capai Rp54 Miliar, Inilah Aset Properti Jokowi di Solo yang Luasnya Tak Main-Main bak Tuan Tanah!

Namun, tingkat penularan Covid-19 di Jatim justru melonjak.

Hal itu disebabkan masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan.

"Pasar tradisional meski sudah dibagikan masker berkali-kali kami juga minta menggunakan face shield, tapi masih 84,1 persen tidak menggunakan masker," kata dia.

(*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya